Headline
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
BEBAN berat sebagai salah satu sungai terkotor di dunia masih belum lepas dari Sungai Citarum. Dalam 10 tahun, sungai ini dibebani en-dapan lumpur bercampur sampah yang mencapai 3,5 juta meter kubik.
“Setiap tahun, ketebalan endapan lumpur di Sungai Citarum mencapai 40 sentimeter. Pengerukan lumpur sudah pernah dilakukan pada 1990 dan 2011,” papar tenaga ahli Balai Besar Wilayah Sungai Citarum, Ruhimat, di Bandung, kemarin.
Endapan lumpur terjadi akibat semakin gundulnya kawasah hijau di hulu Citarum. Selain itu, ada sumbangan lumpur dari anak-anak sungai Citarum, seperti Citarik dan Cisangkuy.
Endapan yang terus menebal ini, sambung Ruhimat, menyebabkan permukaan tanah sejumlah permukiman di pinggir Sungai Citarum menjadi lebih rendah dari permukaan sungai. Kondisi itu ditemukan di Kampung Cieunteung, dan Cigosol, Kecamatan Baleendah, serta Babakan Leuwi Bandung dan Bolero, di Kecamatan Dayeuhkolot.
Untuk mencegah banjir dan kerusakan lingkungan yang lebih parah, ia mengatakan Sungai Citarum tidak hanya cukup dengan pengerukan lumpur saja. “Harus disertai dengan gerakan untuk tidak membuang sampah ke sungai, juga rehabilitasi kawasan tangkapan air di hulu Citarum.”
Ia juga menambahkan, penyumbang air sekaligus sedimentasi terbesar ke Citarum ialah Sungai Citarik, yang memiliki daerah tangkapan air sangat luas, hingga ke Kabupaten Sumedang.
Guna mencegah banjir, BBWS Citarum juga tengah membangun danau retensi di Sungai Cigado, salah satu anak Sungai Citarum dan pelebaran di Sungai Cisangkuy.
Di Klaten, Jawa tengah, gerakan restorasi sungai dilakukan untuk mewujudkan sungai yang bersih, sehat, dan lestari. Kepala Sekolah Sungai Klaten Jaka Sawaldi menyatakan gerakan restorasi membuat Klaten menjadi percontohan sekolah sungai di Indonesia.
“Jadi, visi gerakan restorasi sungai ialah mewujudkan sungai di Klaten tebersih sedunia pada 2045,” paparnya saat menggelar sosialisasi pengelolaan sungai bagi aparatur dan masyarakat Klaten.
Di sisi lain, warga Kampung Cimalaka, Desa Mekarasih, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, menemukan sumber air panas di bawah kaki Gunung Cipanas. Ada tiga yang kemudian dimanfaatkan warga untuk kebutuhan sehari-hari. (EM/JS/BB/N-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved