Wisatawan masih Bertahan di Rinjani

BADAN Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Barat telah mengevakuasi ratusan wisatawan dari Gunung Rinjani di Desa Senaru, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara. Sebagian lagi menolak dievakuasi karena ingin melihat langsung erupsi Gunung Barujari, anak Gunung Rinjani.
“Sering kali mereka bersembunyi menghindari petugas. Mereka tahu itu berbahaya, tetapi tetap nekat mendokumentasikan,” sebut Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), kemarin.
Barujari yang berada di dalam kaldera Rinjani mele­tuskan abu hingga ketinggian 2.000 meter ke udara, Selasa (27/9) . Sebanyak 1.023 wisatawan diketahui berada di Rinjani saat erupsi terjadi.
Putu Cakra Negara, Humas SAR Mataram mengatakan, satu tim SAR disiagakan untuk memantau langsung jalur pendakian Rinjani, guna mengantisipasi kemungkinan terburuk. “Mengingat saat ini pendaki masih dalam proses turun dari gunung,” katanya.
Pascaerupsi, sembilan penerbangan dari Bandara Juanda, Jatim, tujuan Lombok dan sebaliknya dilaporkan masih normal.
Kemarin, Sumatra Barat diterpa angin kencang 90 km per jam. Kondisi itu tergolong ekstrem. “Prediksi kita, maksimun cuma 50 km per jam. Karena kejadian Januari, a-ngin kencang cuma 70 km per jam,” ungkap Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Ketaping, Budi Iman Samiaji.
Akibat angin kencang tersebut, atap Bandara Internasional Minangkabau (BIM) mengalami kerusakan. Selain itu, beberapa pohon dilaporkan bertumbangan serta ada penerbangan yang tertunda.
Saat bersamaan, wilayah Sumbar bagian timur justru mengalami kemarau seperti Pasaman, 50 Kota, dan Sijunjung. Terjadi kebakaran hutan dan lahan sekitar 6 hektare dalam dua hari terakhir.
Sebanyak 13 KK korban longsoran tebing Bengawan Solo, di Kabupaten Bojonegoro, Jatim, terpaksa direlokasi ke tanah kas desa.
Tanah longsoran setinggi 50 meter menimpa Kampung Cibareno, Desa Cicadas, Kecamatan Cisolok, yang menjadi jalan penghubung Sukabumi, Jabar, dengan Lebak, Banten. BPBD Cilacap meminta warga mewaspadai tanah bergerak. (YR/HS/YK/BB/LD/MY/YH/N-4)