Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
PARTAI Golkar Lampung terbelah. Pencopotan M Alzier Dianis Thabranie sebagai Ketua Partai Golkar Lampung membuat dua kubu sesama anggota dan simpatisan saling berhadapan. Kemarin, Fasni Bima, Ketua Satgas Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG), jadi korban. Ia menderita luka setelah dianiaya kubu pro-Alzier, yang dipimpin Ismet Rony. "Seharusnya kekerasan ini tidak terjadi, jika mereka yang menyerbu merupakan kader Partai Golkar. Partai ini selalu mengedepankan diplomasi, bukan kekerasan," papar juru bicara Partai Golkar Lampung Syahronie Yusuf. Perpecahan di tubuh Partai Golkar Lampung terjadi setelah Alzier dicopot. Pemberhentiannya tertuang dalam surat keputusan DPP Partai Golkar yang ditandatangani Ketua Umum Setya Novanto dan Sekjen Idrus Marham, pada 6 September. Surat itu memutuskan Alzier digantikan Letjen TNI Lodewijk Freidrich Paulus sebagai Plt Ketua Partai Golkar Lampung. Dia dibantu Ariyadi Achmad, Wakil Sekjen Partai Golkar wilayah Sumatra III. Surat keputusan itu ternyata tidak dapat diterima kader dan pengurus Partai Golkar Lampung.
Wakil Ketua Partai Golkar Lampung Riza Mihardi menyatakan seluruh kader Partai Golkar dari 15 kabupaten dan kota di Lampung tetap solid. "Kami mengakui kepemimpinan Alzier Dianis Thabranie," ujarnya. Kericuhan di kantor Partai Golkar Lampung di Kota Bandarlampung terjadi setelah 20 anggota AMPG ditugasi menjaga kantor yang berada di Jalan Ir H Juanda, Pahoman. "Penjagaan merupakan upaya untuk menjaga aset, karena kantor ini dinyatakan status quo," papar Syahronie Yusuf. Kemarin, sekitar 200 orang yang dipimpin Azwar Yakub, Miswan Rodi, dan Jhoni Corne datang dan memaksa masuk ke kantor. Fasni berusaha mencegah.
Massa yang berang langsung mengamuk. Fasni dan sejumlah rekannya dihajar dengan balok kayu. Korban menderita luka, sehingga harus menerima 18 jahitan di kepala dan 10 jahitan di pelipis. Korban lainnya, Dahlan dan Imron, juga harus dilarikan ke RS Bumi Waras. "Jika mereka bicara baik-baik, ingin mengambil gedung sesuai dengan prosedur, tentu akan kami persilakan. Ada empat orang yang harus bertanggung jawab atas kejadian ini," tambah Syahronie. Dia mengaku sudah menelusuri asal para penyerbu. Mereka merupakan komunitas preman yang dibayar dan didatangkan dari Lampung Tengah.
Pengeroyokan tersebut sudah dilaporkan ke kantor Polda Lampung dan Polresta Bandarlampung.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved