Headline

Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.

Selamat Tinggal Masa-Masa Gelap

(PO/N-3)
14/9/2016 02:30
Selamat Tinggal Masa-Masa Gelap
(MI/PALCE AMALO)

SINAR matahari di sore hari sepanjang jalan Desa Mareda Kalada, Kecamatan Wewewa Timur, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur, mulai meredup dan sebentar lagi tenggelam. Jalan yang membelah perkampungan menuju lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Lokomboro tidak lagi gelap. Lampu penerangan jalan menyala terang. Kemudian di rumah-rumah warga terlihat cahaya terang dari lampu-lampu listrik. Beranjak pukul 18.00 Wita, ketika warga kembali dari kebun, suasana desa menjadi ramai. Warga mulai menyalakan bola lampu yang ditempatkan di halaman depan dan sudut-sudut rumah. "Sekarang suasana desa lebih hidup karena ada penerangan," kata Umbu Takanjanji, warga setempat. Suasana desa ini memang beda jauh jika dibandingkan dengan kondisi lima tahun lalu. Menurut Umbu, ketika itu penerangan di rumah warga menggunakan pelita berbahan bakar minyak tanah. Setelah PLTMH Lokomboro 1 berkekuatan 800 kilowatt (kw) beroperasi pada 2002, rumah-rumah warga mulai dialiri listrik.

Pembangkit itu memanfaatkan Air Terjun Lokomboro dan merupakan pembangkit mikrohidro terbesar di NTT. Sampai 2016, PLN telah membangun empat pembangkit di Lokomboro termasuk Lokomboro 1. Pembangkit Lokomboro 2 dan 3 masing-masing berkekuatan 2 x 500 kw, dan pembangkit Lokomboro 4 berkekuatan 2 x 200 kw.
Saat ini di Lokomboro, pekerja sedang membangun pembangkit Lokomboro 5 berkekuatan 400 kw yang dijadwalkan operasi pada 2017. Pada tahun ini, hanya ada satu pembangkit yang selesai konstruksi dan mulai beroperasi, yakni PLTM Wonokaka di Sumba Barat dengan kapasitas 2 x 800 kw. Manajer PLN area Sumba, Faisal Risa, menyebutkan pembangkit Lokomboro 5 ialah satu dari 11 pembangkit energi baru dan terbarukan (EBT), yang sedang dalam tahap konstruksi. Menurut rencana, pembangkit Lokomboro 5 akan dioperasikan tahun depan.

Lima dari 10 pembangkit lainnya ialah PLTMH Praikalala (2 x 150 kw), PLTMH Soru (2 x 50 kw), PLTMH Harunda (2 x 800 kw), PLTMH Denduka (2 x 200 kw), dan PLTMH Umbuwangu 3 (2 x 100 kw). Selanjutnya, PLTMH Wonokaka 2 (2 x 150 kw), PLTMH Kananggar (2 x 100 kw), PLTMH Maidang 2 x 220 kw), PLTM Kambaniru (2 x 200 kw), dan PLT Biomassa (1.000 kw). Jika seluruh pembangkit EBT beroperasi, Faisal yakin tidak ada lagi rumah di daerah itu yang tidak menikmati listrik. Bahkan lima pembangkit di Lokomboro tersebut menyuplai listrik tidak saja untuk penduduk di wilayah Sumba Barat Daya, tetapi juga Kabupaten Sumba Barat dan Sumba Tengah. Untuk menyuplai listrik ke kabupaten lain sekaligus interkoneksi Sumba, saat ini, PLN tengah membangun dua jaringan saluran udara tegangan tinggi (SUTT) masing-masing 150 kilovolt (kv). "Satu SUTT siap operasi dan satu lagi dalam tahap perencanaan," kata Wakil Gubernur NTT Benny Litelnoni. Benny mengatakan pasokan listrik yang cukup menjadi motor penggerak peningkatan ekonomi warga desa. Warga yang kembali dari kebun masih bisa bekerja pada malam hari seperti menenun, dan menonton siaran televisi. Anak-anak juga belajar dengan tenang karena cahaya lampu terang. (PO/N-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya