Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
MUSTAFA Abdullah, Ketua Panitia Pemungutan Suara Desa Tanoeh Anoe, Kecamatan Idi Rayeuk, Aceh Timur, Aceh, menjadi korban pengeroyokan kelompok tim sukses salah satu calon kepala daerah, Selasa (30/8). Saat itu korban tengah mengambil berita acara verifikasi faktual dukungan di Kantor Panitia Pemilihan Kecamatan Idi Rayeuk. Korban dituding mengintervensi masyarakat untuk memilih salah satu calon. Korban melaporkan kasus penganiayaan itu kepada Polsek Idi Rayeuk.
Ketua Komisi Independen Pemilih (KIP) Aceh, Ridwan Hadi, menyesalkan tindakan main hakim sendiri itu.
"Jika ada partai politik atau calon perseorangan yang merasa dirugikan, seharusnya mereka mengambil langkah hukum, jangan main hakim sendiri," tegasnya, Kamis (1/9). Dia meminta semua pihak untuk mendukung petugas PPS yang sedang melakukan verifikasi faktual di lapangan. Mereka melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana mestinya agar tahapan pilkada terlaksana tepat waktu. "PPS harus dihargai. Mereka pahlawan demokrasi. Tanpa PPS, pilkada tidak akan berjalan," tandasnya. Ketua Divisi Pengawasan dan Sosialisasi Bawaslu Aceh, Mukhlir, menambahkan sengketa pemilu dan pelanggaran pemilu akan diseselaikan panwaslih. "Masyarakat Aceh juga bisa melakukan pengawasan. Jika ada persoalan dan tindakan pelanggaran, lapor ke panwaslih, jangan main hakim sendiri karena semuanya sudah diatur dalam undang-undang," terangnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved