Viral Foto Siswi Angkat Senjata Laras Panjang, Ponpes Al-Jahra Bicara

BEREDAR foto sejumlah siswi berkerudung di Kabupaten Magetan, Jawa Timur, mengangkat senjata laras panjang dan memakai rompi antipeluru viral di media sosial. Warganet pun resah dan mempertanyakan tujuan pihak sekolah mengajarkan aksi kekerasan sejak usia dini. Pihak sekolah pun mengklarifikasi foto tersebut.

Viralnya foto sejumlah siswi berkerudung yang berpose mengangkat senjata laras panjang sambil memakai rompi antipeluru di media sosial sejak sepekan terakhir membuat warganet resah. Belakangan diketahui foto tersebut merupakan kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) madrasah aliyah di Pondok Pesantren Tahfidz Baitul Qur'an Al-Jahra yang berada di Desa Tawanganom Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan, Jawa Timur.

Dalam postingan dua foto di akun Instagram islah_bahrawi muncul beragam komentar dari warganet yang merasa resah. Mereka khawatir anak-anak di sekolah tersebut sudah diajarkan pendidikan militer atau kekerasan yang hanya akan menanamkan kekerasan dan radikalisme.

Baca juga: Kebakaran Hanguskan Pondok Pesantren di Kabupaten Lebong

Namun, pihak sekolah langsung tanggap dan mengklarifikasi beredarnya foto tersebut. Ketua Harian Ponpes Tahfidz Baitul Qur'an Al-Jahra Magetan, Isgianto, membenarkan foto tersebut benar berada di ponpesnya. "Foto tersebut ialah exhibisi atau promosi kegiatan ekskul baru dalam giat MPLS. Sesuai rencana ekstrakurikuler airsoft untuk pelajar tersebut akan diberikan kepada siswa-siswi Madrasah Aliyah Al-Jahra di tahun ajaran baru 2023-2024," ujar Isgianto.

Bahkan perangkat airsoft gun beserta rompi antipeluru tersebut bukan milik sekolah melainkan suatu event organizer dan training management, PT Airsoft Pelajar Indonesia, asal Solo, Jawa Tengah. Perusahaan ini langsung di bawah naungan Brigjen Polisi (Purn) Badrun Arifin.

Baca juga: Debit Sungai Menyusut, Perumdam Tirta Mukti Cianjur Gilir Penyaluran

Pihak sekolah meminta maaf atas foto yang diunggah oleh akun Instagram islah_bahrawi hingga viral dan membuat resah warga masyarakat. Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan kepolisian dan Kementerian Agama yang menaungi ponpes tersebut. Bahkan sekolah juga siap membatalkan rencana ekskul baru tersebut. (Z-2)