Kalsel Cetak Ribuan Ha Sawah Baru

Denny Susanto
19/7/2016 01:30
Kalsel Cetak Ribuan Ha Sawah Baru
(ANTARA)

UNTUK mewujudkan swasembada pangan, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) membagikan lahan pertanian ribuan hektare kepada para petani miskin.

Pada tahun ini Pemprov Kalsel akan membagikan sedikitnya 3.235 hektare lahan pertanian dalam program cetak sawah di delapan kabupaten.

"Tahun ini pemerintah akan membagikan 3.235 hektare lahan pertanian dalam program cetak sawah guna meningkatkan produksi dan swasembada pangan, sekaligus membantu para petani miskin," kata Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kalsel, Faturahman, Senin (18/7).

Apalagi mayoritas petani di Kalsel ialah petani miskin.

Program cetak sawah ini sudah bergulir di sejumlah kabupaten.

Lahan pertanian terluas yang dibagikan ke warga miskin ialah di Kabupaten Kotabaru dengan luas 935 hektare, kemudian di Tanah Laut 625 hektare, Hulu Sungai 500 hektare, Tabalong 472 hektare, Tapin 437 hektare, Banjar 141 hektare, Tanah Bumbu 75 hektare, dan Balangan 50 hektare.

Menurut Faturahman, pencetakan sawah baru itu menjadi prioritas Pemprov Kalsel saat ini.

Pihaknya juga memprioritaskan peningkatan intensitas tanam, menyusul semakin terbatasnya luas lahan pertanian yang tergerus kegiatan pembangunan.

Hampir 80% dari luas tanam 53.000 hektare persawahan di Kalsel hanya ditanam satu kali.

"Mayoritas petani di Kalsel hanya menanam satu kali tanaman padi lokal per tahunnya sehingga potensi peningkatan produksi sangat terbuka dengan meningkatkan intensitas tanam," tambahnya.

Kalsel merupakan salah satu provinsi lumbung pangan nasional dengan produksi padi sebesar 2,12 juta ton per tahun.


Lahan tidur

Di Boyolali, Jawa Tengah, Kodim 0724/Boyolali mengajak masyarakat di wilayah itu memanfaatkan lahan tidur untuk dikelola sebagai lahan tanaman pangan.

Ajakan tersebut telah dipelopori Forum Putra Putri Purnawirawan TNI/Polri (FKPPI) dengan menanam jagung di atas lahan tidur seluas 7.000 meter persegi. Lahan itu pun telah menghasilkan.

"Masih banyak lahan tidur yang belum dimanfaatkan. Sebaiknya diberdayakan sebagai lahan untuk mengelola tanaman pangan. Selain bernilai ekonomi bagi masyarakat, juga akan mampu menjaga ketahanan pangan daerah," tukas Dandim 0724/Boyolali, Letkol Arh Nova MY, di sela-sela panen jagung di Ngaru-Aru Banyudono, Senin (18/7).

Nova mencotohkan penanaman jagung di lahan tidur Desa Ngaru-Aru, yang bermodalkan Rp1 juta dengan tiga bulan masa perawatan, mampu menghasilkan uang Rp10 juta pada saat panen.

"Masyarakat bisa mengerjakan secara bergotong royong, tentunya hasilnya akan lebih bagus untuk kepentingan petani ataupun desa," ujar Nova.

Dari Cirebon, Jawa Barat, Bulog setempat optimistis bisa mencapai target menyerap beras milik petani pada Agustus mendatang.

Bulog pun harus berlomba dengan pedagang dan tengkulak untuk menyerap beras milik petani.

Kepala Bulog Subdivisi Cirebon Titov S Agus menjelaskan saat ini Bulog telah melakukan pengadaan kontrak hingga 80% dari prognosis.

Adapun realisasi penyerapan sudah mencapai 109.700 ton atau setara dengan 78% dari prognosis tahun ini. (WJ/UL/N-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya