Perajin Kursi dan Meja Sekolah Banjir Order

18/7/2016 02:45
Perajin Kursi dan Meja Sekolah Banjir Order
(MI/DEPI GUNAWAN)

MEMASUKI tahun ajaran baru, sejumlah perajin kursi dan meja sekolah dari Kampung Cinangsi Cililin, Kabupaten Bandung Barat, sangat sibuk menyelesaikan pesanan dari berbagai sekolah.

Kampung tersebut memang dikenal sebagai kampung perajin kursi dan meja sekolah yang terbuat dari kayu.

Pesanan datang dari berbagai daerah mulai dari Kota Bandung, Padalarang, Cimahi, sampai Bekasi.

Sudah sebulan ini para perajin menyelesaikan pekerjaan membuat meja dan kursi sekolah.

Tita Rosita, pemilik usaha mebel mengakui setiap memasuki tahun ajaran baru pihaknya kebanjiran order.

Pada tahun ini, pesanan yang masuk sudah mencapai 80%.

"Pesanan paling banyak sampai 40 set kursi dan meja sekolah," kata Tita, di sela-sela mengawasi para tukang yang sedang menyelesaikan pembuatan meja dan kursi, Minggu (17/8).

Satu set kursi dan meja dibandrol dengan harga Rp280 ribu hingga Rp300 ribu, sedangkan satu set kursi dengan meja kecil, harganya bisa lebih murah, yakni Rp180 ribu hingga Rp200 ribu.

Pada tahun ajaran baru ini, rumah pegadaian juga ramai diserbu warga untuk menggadaikan barang untuk biaya pendidikan anak.

Lalin Mart, Pimpinan Cabang Pegadaian Kota Cimahi, mengungkapkan pihaknya menyediakan sampai 9.000 surat pinjaman nasabah, dengan total simpanan uang mencapai Rp12 miliar.

"Saat ini terjadi peningkatan jumlah nasabah Pegadaian ketimbang tahun lalu. Biasanya menjelang Lebaran dan masuk sekolah, banyak nasabah menggadaikan barang," kata Lalin.

Tini Sugiherawati, nasabah Pegadaian di Cimahi, mengaku ia menggadaikan 5 gram emasnya untuk biaya daftar sekolah dan membeli segala keperluan sekolah anaknya.

"Dapat uangnya Rp1,5 juta. Semuanya digunakan untuk keperluan anak sekolah, seperti beli buku, tas, dan sepatu. Saya sudah bertahun-tahun jadi nasabah di sini, sangat membantu," terangnya.

Hal serupa juga terjadi di Tasikmalaya. Sejumlah orangtua mulai mendatangi kantor Pegadaian area Tasikmalaya, akhir pekan lalu.

Mereka menggadaikan televisi, kalung emas, hingga sepeda motor, karena kebutuhan yang sifatnya mendadak.

"Saya terpaksa menggadaikan motor dan kalung emas seberat 2 gram untuk biaya sekolah anak kami yang baru masuk SMP," ujar Neni, 34 warga Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya.

Nasabah lainnya, Yuniawati, 40, warga Kecamatan Singaparna, menggadaikan emas 2,5 gram dan televisi 29 inci untuk membeli peralatan sekolah, terutama tas, buku, seragam, dan sepatu.

"Suami kerja serabutan, sementara kebutuhan selalu ada, jadi cari uang dari Pegadaian," ujar Yuniawati.

Deputi Bisnis Kantor Pegadaian Area Tasikmalaya Dadan Kadarsah mengatakan paling banyak nasabah menggadaikan emas karena harganya cukup menjanjikan, yakni Rp607 ribu per gram. (Kristiadi/Depi Gunawan/N-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya