Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
SEUSAI musim mudik Lebaran, wajah-wajah baru bermunculan di sentra-sentra industri di sejumlah daerah.
Urbanisasi masih terus berlanjut kendati di kampung halaman mereka ada lapangan pekerjaan.
Seperti di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, warga dari luar daerah mulai berdatangan untuk mengadu nasib di kota berjuluk Lumbung Padi itu.
Tri Atmojo, 19, asal Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, mengaku datang ke Karawang untuk mencari kerja.
Lulusan SMK itu ingin bekerja di pabrik seperti saudaranya.
"Awalnya mau datang ke sini dua bulan kemarin, tapi nanggung Lebaran. Makanya ke sini setelah Lebaran. Saya dengar gaji bekerja di pabrik Rp4 juta," ujar Tri yang kini menumpang di rumah saudaranya, Rifqi Haykal, yang sudah tiga tahun bekerja di Karawang.
Berbeda dengan Tri, Tusro, 16, asal Brebes datang ke Karawang untuk mengadu nasib dengan berdagang.
Bermodalkan uang patungan dengan kakaknya sebesar Rp10 juta, dan pengalaman berjualan martabak di Kota Depok, Tusro membuka gerobak martabak di Desa Wadas, Telukjambe Timur, tidak jauh dari kawasan industri.
Selain itu, di Kota Banjar, Jawa Barat, dalam sepekan terakhir, pemohon kartu kuning (AK-1) meningkat, setelah adanya rencana Dinas Sosial Ketenagakerjaan dan Transmigrasi akan menggelar job fair.
Rata-rata sehari ada 100 orang yang membuat AK-1. Sayangnya, lowongan kerja di setiap perusahaan di wilayah Priangan Timur masih minim.
Sebaliknya di Batam, Kepulauan Riau, diprediksi, akan terjadi pemutusah hubungan kerja (PHK) secara besar-besaran sekitar September dan Desember tahun ini.
Wali Kota Batam Rudi mengemukakan hingga Juni lalu, jumlah karyawan yang di-PHK sudah mencapai 87.050 orang, sedangkan jumlah pekerja di Batam yang terancam dirumahkan mencapai 250 ribu orang.
"Sebenarnya kami sudah mengetahuinya dua bulan yang lalu. Namun, kami meminta perusahaan agar jangan ada pemutusan hubungan kerja, karena menghadapi Ramadan dan Lebaran. Kami meminta agar ditunda," ujar Rudi, akhir pekan lalu.
Di tempat terpisah, Ketua Tim Ekonomi Kamar Dagang dan Industri Kota Batam Mohammad Gita mengatakan besarnya jumlah pengangguran merupakan acaman masif bagi pertumbuhan ekonomi di Batam.
Panti psikotik
Pada bagian lain, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, dalam menanggapi banyaknya urbanisasi, mengingatkan bahwa tidak semua orang yang mencari kerja di kota berhasil mendapatkan pekerjaan yang diinginkan.
Bahkan banyak orang yang mengalami depresi karena lama menganggur.
Bagi pencari kerja yang mengalami depresi, kata Mensos, Kementerian Sosial telah menyiapkan tiga panti psikotik di Jakarta dengan kapasitas tampung 1.000 klien.
Menurutnya, sudah banyak desa yang mengembangkan sentra-sentra ekonomi produktif.
"Bahkan bantuan untuk setiap desa Rp1,2 miliar-Rp2 miliar dari pemerintah untuk membangun sentra-sentra ekonomi produktif. Jadi warga tidak perlu pergi ke kota-kota, karena di desa sendiri ada usaha yang menjanjikan untuk masa depan," tegasnya. (AD/HK/Try/N-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved