Headline
IKN bisa menjadi ibu kota Provinsi Kalimantan Timur.
JALUR arus mudik dan balik lintas selatan Jawa Barat merupakan salah satu jalur favorit. Namun, jalur tersebut sangat rawan tanah longsor jika hujan terjadi.
Kepala Satuan Lalulintas, Polres Tasikmalaya Kota Ajun Komisaris Suharto mengatakan, jalur lintas selatan Jawa Barat merupakan jalur rawan tanah longsor terutama berada di perlintasan atas Gentong. Karena lahan tersebut masih memiliki tebing, kultur tanah yang labil dan jika datang hujan deras dipastikan tanah di areal lahan tersebut mudah longsor.
"Selain itu, jalur lintas selatan juga cukup berbahaya karena memiliki jurang yang dalam terutama di Kecamatan Kadipaten, Salawu, Singaparna, Cineam, Manonjaya, Puspahiang, Kabupaten Tasikmalaya, Cimaragas Ciamis," katanya, Jumat (24/6).
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Kabupaten Garut, Dadi Jakarya mengatakan, jalur selatan Jawa Barat memang merupakan daerah rawan tanah longsor karena kondisi tanah labil dan mudah turun. Akan tetapi, di jalur itu akan dijaga oleh petugas mulai dari BPBD, Polisi dan TNI.
"Kalau cuaca buruk seperti halnya hujan deras terus menerus akan berdampak pada tanah longsor dan tanah tersebut bisa menghalangi laju kendaraan terutama arus mudik dan balik nanti. Adapun jalur itu antara lain berada di Gunung Gelap Cihurip, Sukamulya, Kampung Lewo, Kecamatan Caringin, Cisewu dan Talegong," katanya.
Dadi mengungkapkan, ruas jalan berada di wilayah Garut tetap harus diwaspadai pengendara terutama pemudik yang akan melakukan perjalanan menuju arah Kota Tasikmalaya, Ciamis, Banjar ke arah Cilacap agar sampai tujuannya.
"Biasanya untuk jalur mudik yang menggunakan jalur alternatif terutama melalui Jalan Kawali arah Cirebon biasanya rawan tanah longsor, karena lokasi sepanjang jalan masih banyak tebing dan juga lahannya dipenuhi oleh pohon bambu," ujarnya. (OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved