Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Bantaran Sungai Siak makin Ciamik

02/6/2016 01:11
Bantaran Sungai Siak makin Ciamik
(MI/BAGUS PRATAMA)

SUATU hari, Nana Purwanti, 36, tanpa sengaja menemukan tautan lama www.syamsuar.com yang dibagikan ke laman Facebook.

Nana pun tertarik untuk membuka laman tersebut dan menemukan sebuah artikel berjudul Tak Perlu ke Prancis, Cukup Datang ke Siak Saja.

Pada artikel awal diceritakan keindahan Sungai Saine di Paris yang cukup tersohor karena bersih dan dikelilingi kerlap-kerlip lampu taman.

Artikel tersebut kemudian menuliskan, apabila ingin menyaksikan keindahan yang sama, tidak perlu jauh-jauh berkunjung ke Prancis karena di Siak hal yang sama juga ada.

Memang Pemerintah Kabupaten Siak saat ini sedang membenahi Sungai Siak dengan membangun turap sepanjang 471 meter untuk melengkapi turap yang sudah dibangun sepanjang 400 meter di kawasan Kampung Dalam hingga Pasar Lama pada 2014.

Posisi turap itu sekitar 500 meter sebelah timur di depan Istana Siak.

Nana pun tidak percaya akan keindahan bantaran Sungai Siak saat ini.

"Dahulu kumuh," ujarnya.

Rumah-rumah kumuh di sepanjang bantaran sungai kini tidak ada lagi.

Bupati Siak Syamsuar membenarkan kini bantaran Sungai Siak telah berubah.

Seluruh rumah yang sebelumnya membelakangi sungai saat ini sudah berubah menjadi beranda.

Masyarakat yang dahulu menjadikan sungai itu sebagai tempat membuang sampah kini tak lagi melakukannya.

Syamsuar mengungkapkan mengapa terobsesi memperindah tepian sungai.

Menurutnya, Sungai Siak sudah sejak lama menjadi urat nadi kehidupan masyarakat.

Sungai Siak yang memiliki kedalaman sekitar 20-30 meter itu mengaliri kehidupan karena menjadi jalur transportasi serta tempat nelayan mencari ikan.

Beban sungai makin berat dari tahun ke tahun.

Inisiasi penyelamatan daerah aliran sungai (DAS) pun dimulai mantan Bupati Siak Arwin AS.

Ia membangun Jembatan Tengku Agung Sultana Latifah.

Jembatan itulah yang menjadi portal penyelamatan DAS Siak yang makin lebar antara 100 dan 150 meter.

Sementara itu, ketinggian jembatan hanya 23 meter dari permukaan air.

Kapal-kapal besar pun akan susah berlayar.

"Saya tidak akan lagi memberikan izin pendirian industri di tepian Sungai Siak. Mimpi Siak Water Front City bisa diwujudkan dengan komitmen yang kuat," ungkapnya.

Siak pun terus berbenah.

Syamsuar menambahkan konsep kota tepian sungai tersebut terintegrasi dengan berbagai situs sejarah, seperti kompleks Istana Siak, Kelenteng Hock Siu Kiong, pecinan dan pasar lama, pasar seni, serta Masjid Syahbuddin. (Bagus Himawan/N-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya