Headline
Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.
Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.
PIHAK Kepolisian Daerah Sumatra Selatan dan Polisi Resort Banyuasin berterima kasih kepada masyarakat yang berada di Banyuasin karena membantu dalam penangkapan pembunuh sadis satu keluarga di daerah tersebut.
Lebih dari sepekan, polisi akhirnya berhasil mengungkap pelaku dan otak pembunuhan lima orang yang dibuang ke Sungai Muara Padang, Banyuasin.
Seperti diberitakan, Jumat (14/5), telah ditemukan dua mayat dalam karung, yang akhirnya diketahui Tasir, 68, dan anaknya Kartini, 35. Kemudian, Sabtu (15/5) ditemukan kembali mayat, yang kemudian diketahui cucu Tasir atau anak Kartini, Winarti, 14.
Pada Minggu (16/5), petugas juga menemukan mayat Yani, 6, cucu Tasir, atau adik kandung Winarti. Lalu, Senin (17/5), ditemukan lagi mayat Roipah, 66, istri Tasir. Mereka ialah warga Desa Indrapura, Kecamatan Muara Sugihan, Banyuasin.
"Kita berhasil ungkap pelaku pembunuhan berdasarkan informasi dari masyarakat. Penyidik Polres Banyuasin berhasil menangkap P, 20, AK, 19, NN, 17. Mereka semua adalah pelaku pembunuhan," ujar Kabid Humas Polda Sumsel, Djarot Padakova, Minggu (22/5).
Pihaknya juga telah mengantongi identitas AM dan U yang merupakan dalang pembunuhan sadis tersebut. Namun, keduanya memang belum berhasil ditangkap.
Djarot mengungkapkan, dua orang yang masih buron tersebut menggerakkan tiga pemuda yang menjadi pelaku pembunuhan, kemudian AM dan U kabur. "Kami menduga keduanya masih di Sumsel. Belum kabur keluar Sumsel. Karenanya masih dalam tahap pengejaran," ungkapnya.
Penangkapan tiga pelaku pembunuhan pada Sabtu (21/5) pukul 17.00 WIB, di perbatasan Desa Pendawa Rejo, Kecamatan Makarti Jaya, yang berbatasan langsung dengan Pulau Bangka. Pelaku diduga hendak melarikan diri ke pulau itu.
Ia mengatakan, berdasarkan pengakuan dari pelaku, pembunuhan dilakukan Selasa (10/5) malam. Diakuinya, pembunuhan itu dilakukan untuk mengambil uang hasil jual beli tanah dari keluarga AM. Selain itu, juga karena ada motif khusus yakni permasalahan dengan AM.
"Sesuai hasil pemeriksaan pelaku, yang mencetuskan pembunuhan adalah AM," tukasnya.
Diakuinya, pelaku pembunuhan akan dikenakan Pasal 340 dan 365, serta UU Perlindungan anak. Barang bukti yang sudah diamankan dari kasus itu yakni gigi tulang untuk dites DNA dan kayu panjang 71 cm yang digunakan untuk memukul para korban sebelum dibunuh.
Djarot mengakui, sampai saat ini pihaknya masih akan terus melanjutkan proses penyelidikan. Kapolres Banyuasin, Prasetyo R Purboyo, mengatakan, terungkapnya pelaku ini berawal dari olah tempat kejadian perkara (TKP) serta informasi dari warga sekitar rumah Tasir, dan keluarga Tasir. Pembunuhan diperkirakan terjadi pada Selasa (10/5).
Untuk dapat memasuki rumah korban, keempat pelaku berpura-pura menjadi tamu. Diperkirakan, korban telah mengenal salah satu pelaku sehingga tidak ada kecurigaan.
Sesampainya di dalam rumah, pelaku menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan mereka. Pelaku menduga korban menyimpan uang sisa transaksi di rumahnya, karena itu akhirnya membunuh semua orang yang ada di dalam rumah tersebut.
"Kami lihat ada bercak darah yang ada di sepanjang ruang tamu dan di kamar tidur dekat kamar mandi. Berdasarkan informasi yang didapat, setiap pelaku memiliki tugas masing-masing, sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya," terang Prasetyo.
Ia membeberkan, para pelaku memiliki keseharian bekerja sebagai pemotong rumput dan pengumpul gabah saat panen.
Seusai membunuh, para pelaku membuang mayat korban ke daerah aliran sungai yang berjarak sekitar 5 km sampai 7 km dari tempat pembunuhan. "Untuk menutupi jejaknya, para pelaku membungkus mayat korban dengan karung dan menggunakan tumpukan tanah sebagai pemberat," beber dia.
Menurut Prasetyo, tiga orang pelaku ini tega membunuh kelima korban karena tergiur dengan imbalan yang dijanjikan AM. (DW/OL-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved