Headline

Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.

Lagi, Kodim Menggerebek Pupuk Oplosan

MI/ Haryanto
13/2/2015 00:00
Lagi, Kodim Menggerebek Pupuk Oplosan
(ANTARA/Oky Lukmansyah)
Kasus pupuk oplosan kembali ditemukan di wilayah Jawa Tengah. Setelah Kodim Demak menggerebek gudang pupuk ilegal, Kodim 0712/Tegal juga mengungkap pupuk urea oplosan, kemarin.

Penggerebekan gudang pupuk milik Mohamad Imam Noval, 28, di Jalan Raya Dampyak KM 3 Kelurahan Dampyak, Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal, langsung dipimpin Komandan Kodim 0712/Tegal Letkol Inf Jefeson Marisano.

"Penggerebekan kami lakukan setelah mendapat laporan masyarakat," kata Letkol Marisano saat malapor ke Gubernur Ganjar Pranowo di Hotel Dedy Jaya, Brebes.

Menurut Dandim, gudang yang digerebek itu digunakan untuk mengolah pupuk bersubsidi produksi PT Pupuk Indonesia. Pupuk oplosan itu dimasukkan karung bermerek PT Pupuk Kujang.

"Ketika kami datangi terdapat karung-karung pupuk Kujang. Jelas, tidak mungkin karena Kujang hanya beredar di Jawa Barat," tandas Marisano.

Dalam penggerebekan tersebut berhasil diamankan ratusan karung pupuk oplosan PT Pupuk Kujang, ratusan karung pupuk subsidi PT Pupuk Indonesia, puluhan jeriken hidrogen peroxida (H2O2), ratusan karung kosong baru bertuliskan PT Pupuk Kujang, 2 buah mesin molen (pengaduk), dan 1 mesin jahit tangan.

"Kami amankan juga satu unit truk Colt Diesel Nopol T 9343 E bermuatan 8 ton pupuk hasil olahan berlabel PT Pupuk Kujang yang akan dikirim ke Majalengka, Jawa Barat," tambahnya.

Selain pemilik gudang, tiga orang ikut diperiksa. Yakni sopir truk bernama Deni Tofan Wibowo, 30, dan Surono, 38, serta karyawan gudang Joko, 36. Empat orang kemudian diserahkan ke Polres Tegal.

Gubernur Ganjar Pranowo meminta agar polisi mengusut tuntas kasus pupuk oplosan ini. "Pelaku harus mendapat sanksi keras, karena pupuk oplosan itu selain merugikan petani juga dapat memengaruhi swasembada pangan di Jawa Tengah," tegas Ganjar saat sidak di gudang pembuatan pupuk oplosan itu.

Dijual petani
Di sisi lain, pelonjakan harga pupuk bersubsidi jenis urea sampai Rp300 ribu per sak di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, diduga ulah petani setempat.

Staf penjualan PT Pupuk Kaltim Cabang Kupang Deni Giri mengatakan pupuk

bersubsidi hanya dibagikan kepada petani yang tergabung dalam kelompok tani dan telah menyerahkan rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK), sehingga petani yang belum tergabung dalam kelompok otomatis mencari sendiri pupuk.

"Momentum ini diduga dimanfaatkan oknum petani yang sudah membeli pupuk menjual kepada petani yang belum tergabung dalam kelompok dengan harga mahal," kata Deni di Kupang, kemarin.

Pernyataan itu beralasan karena pada 6 Februari 2015, pupuk Kaltim mengelontorkan 100 ton pupuk urea ke petani di Kecamatan Komodo, Manggarai Barat.

Pada Rabu (11/2), sejumlah petani di Desa Watungela, Kecamatan Komodo, mengeluh karena sulit memperoleh pupuk. Petani kemudian membeli pupuk urea dari petani lain dengan harga Rp300.000 per sak. Padahal, harga pupuk urea bersubsidi sebesar Rp90.000 per sak.

Petani setempat, Valentinus Bino, misalnya, terpaksa mengeluarkan uang sebesar Rp1,2 juta untuk membeli empat sak pupuk bersubsidi.

Menurut Deni, 100 ton urea tersebut sudah didistribusikan pengecer ke petani, termasuk petani di Desa Watungelak. Adapun 100 ton urea tersebut merupakan bagian dari kuota pupuk urea Februari 2015 untuk petani Manggarai Barat sebanyak 192,59 ton.

Adapun kuota pupuk urea Januari 2015 sebanyak 225 ton sudah selesai didistribusikan. Kuota pupuk ditetapkan lewat Surat Keputusan Gubernur Nusa Tenggara Timur. (PO/N-1)

[email protected]



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya