Headline
Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.
Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
KEHADIRAN Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim telah memunculkan apresiasi kepada program pengembangan Suku Anak Dalam (SAD) yang dikembangkan oleh Universitas Jambi (UNJA).
Program bernama Matching Fund ini merupakan bentuk dukungan dari Kemendikbudristek dalam upaya penciptaan kolaborasi dan sinergi strategis antara lembaga perguruan tinggi dan pihak industri.
Rektor UNJA Prof Sutrisno memaparkan sejumlah program dan inovasi yang telah dikembangkan oleh UNJA terkait program Matching Fund. Pada Matching Fund, kata rektor, salah satunya meloloskan pemberdayaan SAD di Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD) yang terintegrasi dan berkelanjutan.
Lebih lanjut rektor menyampaikan, dalam rangka mendukung program Matching Fund ini pihak UNJA sudah memiliki Laboratorium Sosial SAD, melalui gagasan DLT, PUI Etnomedical dan Nurisetikal (eMedical) dan PUI Pendidikan Komunitas (PENTAS). Program ini kata rektor, akan melibatkan dosen dan mahasiswa dari berbagai prodi di UNJA.
"Aktivitas mahasiswa yang mengikuti kegiatan ini akan diakui sebagai kegiatan akademik hingga 20 sks sebagai bagian dari implementasi MBKM, " kata Fuad, Rabu (22/9)
Ketua Tim Matching Fund UNJA, Dr. Fuad Muchlis, mengatakan hadirnya program ini merupakan wujud nyata terhadap pentingnya sinergi lintas pihak dan aktor dalam memberdayakan masyarakat, dalam hal ini adalah Suku Anak Dalam (SAD).
"Salah satunya adalah pemberdayaan sosial, meliputi pengintegrasian sistem sosial SAD dengan pemerintahan desa/setempat, fasilitasi registrasi kependudukan bagi SAD dan focus group discussio membangun kesadaran hukum bagi SAD," kata Fuad di Jambi, Rabu (22/9).
Fuad juga menjelaskan sejumlah kegiatan yang masuk ke dalam program Matching Fund ini. Mulai dari pemberdayaan ekonomi yang meliputi Inventarisasi dan pengolahan tanaman obat di Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD).
Selanjutnya ada juga pengembangan budidaya atau pembuatan demplot tanaman endemik dan kehutanan. Kemudian lagi pemberdayaan pendidikan, di dalamnya terkait renovasi dan penyusunan modul pembelajaran SAD hingga penyusunan draft kebijakan model pendidikan SAD.
Dalam program Matching Fund ini, Fuad juga menyebut kolaborasi positif yang dilakukannya dengan pihak PT SAL. "Melalui program Matching Fund ini hadir juga program beasiswa, tercatat ada 2 orang SAD yang menempuh pendidikan di UNJA melalui support beasiswa dari PT SAL," ujarnya.
Pemaparan yang disampaikan oleh Fuad ini berkaitan dengan eksistensi dari Forum Kemitraan Pembangunan Sosial Suku Anak Dalam (SAD). Beberapa waktu sebelumnya, Gubernur Jambi Al Haris sempat pula mengatakan bahwa masalah SAD itu cukup kompleks sehingga seluruh pihak harus dapat bersatu untuk menyelesaikan masalah secara bersama.
Camat Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Jambi, Bustra Desman, menyambut gembira kehadiran Mendikbud Ristek Nadiem Makarim ke wilayahnya. Ia juga sepakat Bahwa dalam penguatan dan pemberdayaan SAD perlu melibatkan forum lintas pihak. "Harapan kami sangat besar kunjungan Pak Menteri ini bisa memberikan penguatan buat upaya pemberdayaan pendidikan kepada warga SAD," ujarnya.
Namun Bustra juga berharap kehadiran Menteri Nadiem ini jangan dijadikan agenda terselubung oleh kelompok lain untuk mengklaim pemberdayaan yang selama ini sudah dilakukan pemerintah setempat terhadap warga SAD. "Kami lebih percaya kepada Forum Lintas Pihak maupun Universitas Jambi, " tegasnya. (N-1)
.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved