KTP-E bukan sekadar Tanda Pengenal Lagi

KTP elektronik (KTP-E) di Sumatra Selatan sudah tidak sekadar menjadi pendataan dan tanda pengenal bagi warga negara.

Daerah itu menjadi pionir penggunaan KTP-E dalam pembayaran pajak kendaraan bermotor (PKB).

Dengan metode itu, wajib pajak (WP) sudah tidak perlu mengantre dan berlama-lama di Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) untuk membayar PKB.

Pembayaran PKB bisa dilakukan dengan menggunakan kios-K Samsat yang bekerja sama dengan Bank Sumatra Selatan dan Bangka Belitung (Sumsel-Babel).

"WP (wajib pajak) bisa membayar PKB hanya dengan mendatangi teller atau ATM terdekat," ucap Kepala Dinas Pendapatan Daerah Sumsel Muslim di Palembang, kemarin.

Dengan demikian, lanjut dia, pemegang KTP-E bisa membayar terlebih dahulu PKB melalui ATM ataupun teller Bank Sumsel-Babel.

Setelah itu, untuk mencetak tanda pembayaran melalui mesin kios-K Samsat.

Hanya, dia mengakui saat ini baru ada tiga mesin kios-K Samsat yang disediakan Bank Sumsel-Babel.

"Ke depan, akan ada tambahan lima unit lagi yang bakal ditempatkan di tempat umum," beber dia.

Muslim menambahkan, setelah membayar di ATM, WP akan mendapat bukti kertas pembayaran (notice) yang berisi kode transaksi.

Lalu bukti tersebut dibawa ke kios-K Samsat.

WP, sambung dia, cukup meletakkan KTP-E pada mesin reader dan meng-input nomor registrasi kendaraan.

Bila data dinyatakan valid, mesin Kios-K akan mengeluarkan surat ketetapan pajak daerah (SKPD) dan stempel khusus untuk surat tanda nomor kendaraan (STNK).

"Biasanya setiap pembayaran PKB tahunan mendapat stempel dan paraf petugas. Dengan sistem online (daring), akan keluar stempel khusus menggantikan paraf polisi," jelasnya.

Dia menjelaskan penggunaan KTP-E dan pembayaran PKB secara daring memberi sejumlah dampak positif.

Bagi WP, itu mempermudah dan mempercepat pengurusan PKB menjadi hanya sekitar 5 menit serta mengurangi calo pengurusan PKB.

Bagi negara, itu diharapkan bisa meningkatkan pendapatan jumlah pembayaran PKB yang selama ini tertunggak.

Direktur Utama Bank Sumsel-Babel Muhammad Adil mengungkapkan dukungan kepada program pemerintah itu.

"Sistem teknologi di semua mesih ATM BSB sudah terintegrasi secara host to host dengan Dirlantas selaku pengelola Samsat dan Jasa Raharja. Makanya ketika konsumen membayar, seketika bisa dicek dari Dirlantas dan Dispenda," terang dia.

Gubernur Sumsel Alex Noerdin mendorong daerah untuk menggenjot penuntasan perekaman hingga distribusi KTP-E karena kartu dengan cip itu sudah memberi fasilitas lebih bagi WP.

"KTP-E di Sumsel sudah serbaguna karena selain tanda pengenal, juga berfungsi alat pembayaran pajak," kata Alex.

Sempat bingung

Warga Kelurahan Pipa Reja, Kota Palembang, Sri Hidayatun mengaku sempat kebingungan ketika membayar PKB melalui mesin kios-K.

"Selesai bayar di ATM, saya dapat nomor pembayaran. Lalu ke kios-K. Di sini yang bingung. Tapi saat sudah menyalakan mesin, ada petunjuknya yang memudahkan," ujar dia.

Dia pun mengaku sudah merasakan perbedaan antara pembayaran PKB melalui daring dan ke Samsat.

"Di Samsat lebih lama karena antre yang panjang. Kalau di kios-K, kurang dari 5 menit sudah selesai."

Syaipul, warga Kelurahan Sukajaya, mengusulkan ada petugas yang membantu WP dalam menggunakan mesin kios-K.

Apalagi, banyak WP yang belum terbiasa.

Syaipul juga mengapresiasi penggunaan KTP-E dalam pembayaran pajak. (N-1)