Headline

Konsistensi penegakan hukum perlindungan anak masih jadi tantangan

Fokus

Di Indonesia, cukai rokok sulit sekali naik, apalagi pada tahun politik.

Sedia Alat sebelum Bencana Datang

Liliek Dharmawan
02/1/2021 05:45
Sedia Alat sebelum Bencana Datang
Sejumlah petugas SAR gabungan memeriksa alat pendeteksi getaran atau Elwasi (Eling Waspada Lan Siaga)(ANTARA FOTO/Nurul Ramadhan/wsj.)

ELWASI menjadi andalan Pemerintah Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, di tengah ancaman bencana alam. Dia adalah peranti deteksi dini tanah longsor dan tanah bergerak.

"Kami sudah membuktikan elwasi mampu memitigasi bencana. Kami sudah memasangnya di sejumlah titik rawan sehingga masyarakat bisa lebih dini menyelamatkan diri saat terjadi bencana tanah longsor," kata Bupati Budhi Sarwono, kemarin.

Elwasi sudah dipasang di wilayah perbukitan Pandanarum, Pagedongan, dan Mlaya. Kabupaten dengan kerawanan tanah longsor tinggi ini juga mendapat perhatian dari Universitas Gadjah Mada yang memasang alat deteksi dini di 13 titik rawan tanah longsor.

"Elwasi dan alat deteksi dini UGM menjadi andalan menghadapi bencana. Karena itu, kami terus meminta warga untuk mengelola dan menjaganya," tambah Budhi.

Banjarnegara, menurut pengamatan Stasiun Klimotologi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Ahmad Yani Semarang, terancam cuaca ekstrem. Selain curah hujan yang tinggi, dalam sepekan ke depan sejumlah wilayah akan didera petir dan angin kencang.

Di Nusa Tenggara Timur, BMKG Stasiun El Tari Kupang juga mengeluarkan peringatan dini potensi angin puting beliung, banjir, dan tanah longsor selama satu pekan ke depan. "Daerah berisiko ialah Pulau Timor, Rote, Sabu, Sumba, Flores, Alor, Lembata, dan pulau kecil Adonara, Solor, serta Pantar," ujar Kepala Stasiun Meteorologi El Tari, Susilawati.

Tinggi gelombang di perairan bisa mencapai hingga 2,5 meter. Rute pelayaran yang terdampak di antaranya Kupang-Rote, Kupang-Sabu, Kupang-Kalabahi, Kupang-Kalabahi, Sabu-Waingapu, dan Kupang-Ende.

 

Kerugian

Tahun ini, selain bencana kesehatan, sejumlah daerah juga dirugikan dengan bencana alam. Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, misalnya, tercatat menderita kerugian hingga Rp71 miliar akibat bencana alam.

Koordinator Pusat Pengendalian dan Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Daeng Sutisna, mengungkapkan kejadian bencana mencapai 406 kali dan yang terbesar yakni 232 kali merupakan tanah longsor. "Kerugian terbesar terjadi karena banyak rumah yang rusak."

Di sisi lain, BPBD Kabupaten Tasikmalaya mencatat total kerugian akibat bencana di wilayahnya mencapai Rp6,7 miliar. "Jumlah bencana mencapai 253 kejadian di 351 desa, dan 5 warga meninggal dunia," papar Plt Kepala BPBD Nuraedidin.

Hari penutupan tahun juga menjadi catatan buruk bagi warga enam kecamatan di Kota Jambi. Ribuan rumah terendam banjir.

Tidak ada korban jiwa. Ratusan warga, terutama lansia dan anak-anak, harus dievakuasi tim gabungan. Ketinggian air di permukiman rata-rata mencapai 1 meter.

"Banjir terjadi akibat curah hujan yang tinggi dan saluran air yang macet. Kami perlu bekerja sama untuk menyelesaikan masalah ini karena sebagian saluran menjadi tanggung jawab pemprov dan Balai Wilayah Singai Sumatra VI," kata Wali Kota Syarif Fasha.

Sementara itu, kejadian alam berupa gempa bumi terasa di wilayah Nusa Tenggara Timur. Dua kali gempa terjadi Kamis malam dan Jumat pagi. "Gempa tidak berpotensi tsunami," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Bambang Setyo Prayitno. (PO/BB/AD/BK/AT/SL/N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya