Headline
Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan
Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah
PANDEMI covid-19 yang melanda banyak negara di dunia, termasuk Indonesia memang telah melumpuhkan berbagai sendi kehidupan masyarakat. Salah satu sektor yang paling terdampak dari wabah tersebut yakni perekonomian.
Itu sebabnya pemerintah belakangan gencar melakukan berbagai terobosan untuk memulihkan perekonomian nasional sambil terus memerangi covid-19. Namun tentu saja peran dan dukungan swasta sangat diperlukan untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional.
Baca juga: Pemulihan Ekonomi Bergantung Keberhasilan Penanganan Covid-19
Berangkat dari situlah PT Amartha Mikro Fintek atau Amartha yang berfokus pada pemberdayaan perempuan pengusaha mikro di desa menargetkan penyaluran sebesar Rp2,6 triliun pada 2021. Permodalan tersebut akan disalurkan kepada lebih dari 650 ribu perempuan pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Jawa, Sulawesi, dan Sumatera.
Menurut Founder dan CEO Amartha Andi Taufan Garuda Putra pertumbuhan bisnis mereka hingga Desember 2020 penyaluran pendanaan meningkat 21,22% atau di angka Rp2,92 triliun. Pertumbuhan jumlah pelaku UMKM yang mendapatkan pendanaan juga meningkat 11,65% .
“Secara makro aktivitas UMKM mulai pulih kembali. Di 2021, kami sangat optimis seiring dengan pemulihan ekonomi, kualitas penyaluran pendanaan juga akan semakin membaik,” ujarnya dalam siaran persnya, Rabu (30/12).
Selain itu, beberapa strategi telah disiapkan untuk dapat melayani para mitra mereka tahun depan. Salah satunya dengan membangun ekosistem digital untuk meningkatkan inklusi digital UMKM di desa.
“Kami akan memperluas produk dan meluncurkan program untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di desa, salah satunya melalui program smartphone masuk desa."
Mereka juga berupaya untuk meningkatkan inklusi keuangan digital melalui penciptaan produk yang sesuai dengan kebutuhan sektor UMKM informal dengan menerapkan framework strategi inklusi keuangan yang terdiri dari tiga pilar, yaitu pertama menciptakan produk keuangan yang sederhana dan mudah dimengerti oleh mereka.
Kedua adalah mengurangi biaya transaksi dengan menghadirkan layanan keuangan digital di tempat tinggal pengguna, termasuk dengan cara difasilitasi agen di lapangan misalnya. Ketiga, mengurangi barrier of access yang tidak hanya dipengaruhi oleh faktor geografis tetapi juga faktor pengetahuan dan infrastruktur digital.
Chief Commercial Officer Amartha, Hadi Wenas menambahkan, smartphone masuk desa adalah langkah penting berikutnya setelah selama ini mereka mengakselerasi upaya peningkatan kesejahteraan pelaku UMKM perempuan di desa lewat modal kerja. "Saatnya Perempuan untuk lebih sejahtera dengan memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan pendapatan, mengurangi pengeluaran, serta adanya proteksi jiwa dan kesehatan.”
“Dengan memberikan akses pada teknologi dan membangun ekosistem digital memberikan peluang untuk meningkatkan kesejahteraan perempuan melalui partisipasi ekonomi, pengembangan sosial, dan memfasilitasi pembuatan keputusan yang terinformasi,” ujarnya. (RO/A-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved