Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
SUDARSONO membawa penulis ke labirin lubang tambang Mbah Soero, sembari memapah cerita yang membekas pada sekujur tubuh tambang batu bara peninggalan Belanda itu.
Sudarsono adalah pramuwisata pada situs lubang tambang ini terletak di Kelurahan Tanah Lapang, Kecamatan Lembah Segar, Kota Sawahlunto. Untuk kepentingan pariwisata, lubang tambang ini telah dipugar dan masih terus direvitalisasi hingga saat ini.
Baca juga: Peringatan 16 Tahun Tsunami, Pemprov Aceh Santuni Anak Yatim
Pada dinding lubang tambang dalam sepanjang 185 meter itu, bekas cakaran beliung masih terpatri dengan tegas. Lubang tambang Mbah Soero, kini adalah artefak kejayaan batu bara Sawahlunto, dan menjadi salah satu pajangan terpenting dalam etalase geologi Sawahlunto.
Diambil dari nama seorang mandor yakni Mbah Soero, situs lubang tambang Mbah Soero dieksploitasi oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1898 hingga 1932. Di samping itu, lubang tambang Mbah Soero juga menjadi geoparknya Sawahlunto.
Sawahlunto adalah kota yang teronggok di pedalaman inangkabau, diceruk pegunungan Bukit Barisan, dengan luas 273,45 km2. Sekitar 26,5 persen bentang alamnya merupakan kawasan perbukitan yang ditutup hutan lindung.
Wilayah Sawahlunto memiliki keragaman geologi yang telah disusun oleh P.H Silitonga dan Kastowo tahun 1995, dengan sebutan peta Geologi Lembar Solok.
Formasi batuannya dikelompokkan menjadi dua bagian utama yakni Kelompok Batuan Pra Tersier yakni Formasi Kuantan, Formasi Silungkang, Formasi Tuhur.
Sementara Kelompok Batuan Terisier yakni Formasi Ombilin, Formasi Sawahlunto, bekas lubang tambang seperti Lubang Tambang Mbah Suro, dan Fomasi Brani.
“Keragaman struktur geologi yang berkembang di wilayah Sawahlunto umumnya berbentuk sinklinal menujam lemah ke arah tenggara, terdiri dari lipatan-lipatan kecil, antiklin dan sinklin subsider dalam berbagai ukuran dan kerapatan,” seperti yang ditulis Oki Oktariadi dalam ‘Warisan Geologi Ranah Minang, Panduan Menuju Geopark Global’.
Sawahlunto dikenal sebagai penghasil batu bara dengan kualitas terbaik. Kandungan batu bara ini tersebar pada blok-blok sesar yang mengiris-iris wilayah Sawahlunto. Ini sebetulnya keunikan geologi Sawahlunto untuk menatap geopark dunia.
Pada tahun 2018, Sawahlunto menjadi 1 dari 3 kawasan di Sumatra Barat yang mendapat predikat geopark nasional. Dua lainnya adalah Silokek di Kabupaten Sijunjung dan Ngarai Sianok di Bukittinggi – Agam. Ada 50 situs di Sawahlunto yang menjadi paket penetapan geopark nasional ini.
Seorang penggiat geopark Sumatra Barat Novizar Swantry alias Om Bodal menjelaskan, Sawahlunto secara geologi: punya cekungan Ombilin yang berumur sekitar 65 juta tahun lalu. Di situ diendapkan batu dengan ketebalan sekitar 700 meter. “Dari sini kita dapat mineral. Dan batuan yang diendapkan di cekungan tadi, membentang beragam Formasi Sangkarewang,” katanya.
Disebutkan Om Bodal, salah satu yang istimewa di Formasi Sangkarewang adalah ditemukannya fosil ikan. “Ikan gurame (air tawar). Ini menandakan Sangkarewang endapan danau,” ujarnya.
Dia mengakui terlibat sejak awal untuk memajukan geopark Sumatra Barat, termasuk Sawahlunto. Dia pun turut membangun geopark Sawahlunto supaya sesuai standar UNESCO.
“Untuk pengakuan UNECO Global Geoparks (UGG), harus digabung dengan geopark sebelahnya seperti Silokek dan Solok,” tukasnya.
Setelah diakui nasional, Sawahlunto terus melangkah untuk mendapat pengakuan internasional. Setelah Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto (OCMHS) ditetapkan sebagai Warisan Tambang Dunia UNESCO, bentangan alam yang dimiliki kota tambang ini pun ingin diajukan menjadi UNESCO Global Geopark (UGG).
Wali Kota Sawahlunto, Deri Asta, menjelaskan Sawahlunto ditetapkan menjadi geopark nasional di akhir 2018. Setelah itu, pihaknya langsung berbenah, di antaranya membuat kajian untuk menuju legitimasi internasional.
“Masih belum penuh syarat, masih harus banyak disempurnakan. Perencanaan berkelanjutan. Dia bicara titik. Untuk kajian kita sementara, pengakuan nasional cukup untuk dibawa ke UGG. Kajian sedang proses,” kata Wali Kota Sawahlunto Deri Asta.
UGG digelar tiap tahun, sehingga peluang itu selalu ada untuk Sawahlunto. Namun permasalahannya, Sawahlunto tidak leluasa menganggarkan kekurangan sana-sini untuk menambal persyaratan yang diminta UGG. Disebutkan Deri, APBD Sawahlunto Rp 650 miliar, separuhnya habis untuk biaya operasional.
“Tambang tidak terlalu banyak. Batu bara menuju habis. Kita masih dapat royalti 1 tahun, bagi hasil 30%, dengan angka Rp10-20 miliar. Pajak Rp4 miliar. PAD sekitar Rp45 miliar. Sisanya pusat,” tandas Deri.
Kondisi demikian, Deri optimistis, jika geopark Sawahlunto dikelola dengan baik, bukan saja bisa diakui UNESCO Global Geopark (UGG), tapi juga bisa
mendukung upaya-upaya SDGs.
Siasatnya, menurut Deri, adalah membuat regulasi, misal bagaimana membuka kembali Sawahlunto di masa pandemi, dengan menerapkan protokol kesehatan.
“Saat ini kita sudah buat edaran. Kita tetap melakukan promosi, berupa online, seperti virtual. Dengan berakhirnya pandemi, kita pun harus siap,” ujarnya.
Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kota Sawahlunto Nova Erizon menyebutkan, setelah OCMHS, pihaknya pun mengejar status
Unesco Global Geopark (UGG).
Dikatakannya, untuk pengajuan UGG, ada beberapa persyaratan yang harus dilengkapi yaitu masterplan geopark dan warisan geologi.
“Saat ini kedua dokumen tersebut sedang dalam penyusunan. Khusus warisan geologi sedang dilakukan penelitian lebih lanjut oleh tim ahli geopark,” katanya.
Dia menyebutkan, geopark nasional Sawahlunto terdiri dari 50 geosites. Rinciannya, geosites geologi dan 20 geosites non geologi.
Beberapa di antaranya memang masuk dalam zona inti warisan dunia UNESCO (OCMHS), seperti lubang tambang Mbah Soero, Puncak Poland dan Puncak Cemara.
Nova menjelaskan, warisan dunia yang telah direngkuh Sawahlunto berbeda dengan geopark. Kalau geopark adalah kekayaan di bidang geologi. Sementara warisan dunia adalah warisan di bidang kebudayaan.
“Intinya sama-sama melakukan konservasi terhadap kekayaan tersebut. Dan diharapkan dengan adanya pengakuan dari UNESCO akan membuat nama Sawahlunto lebih dikenal secara international, dan tentu saja akan berdampak terhadap kunjungan wisatawan, terutama wisatawan mancanegara,” bebernya.
Geopark Sawahlunto Dukung SDGS
Geopark Sawahlunto didorong mengglobal, bukan saja lebih kepada potensi ekonomi dari sektor pariwisata, melainkan juga berjalan di koridor pembangunan berkelanjutan (SDGs).
Menurut Nova, geopark ataupun warisan dunia baru akan terjaga keberlanjutannya jika melibatkan peran masyarakat. “Kita harus bisa menciptakan masyarakat yang cinta geopark dan warisan dunia. Itu sudah dilakukan, dengan pembelajaran yg diberikan oleh tim ahli geopark terhadap tokoh-tokoh pemuda yang peduli terhadap geopark,” imbuhnya.
Selanjutnya dengan mengedukasi masyarakat di sekitar geosites. Bagaimana mereka menjaga dan termasuk melayani wisatawan yang berkunjung ke daerah
mereka. “Dan memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatkan perekonomian mereka,” ucap Nova.
Nova mencontohkan, geopark nasional yang menjadi UGG seperti Gunung Sewu, terjadi peningkatan PAD dari sektor pariwisata yang sangat luar biasa.
“Dari hanya beberapa miliar sebelum jadi UGG sampai menjadi lebih dari 40 miliar hanya dalam waktu beberapa tahun,” tukasnya.
Maka itu, pihaknya berharap Sawahlunto bisa mengikuti apa yang dilakukan Gunung Sewu. “Karena tren geowisata akan menjadi prioritas untuk ke depannya. Dalam Rencana Induk Pariwisata Provinsi, geopark menjadi prioritas kedua setelah OCMHS,” ungkapnya.
Wali Kota Deri mengatakan, program SDgs sudah dimulai. Tahun depan, katanya, dapat 37,5 miliar Dana Insentif Daerah (DID) karena ini prestasi daerah)- reward dari 47 terbaik 2020 dari 500 kabupaten kota.
Hal yang menurutnya, bisa digelontorkan untuk mendukung program SDGs. Namun menurutnya, pasti terbatas. Oleh sebab itu, ke depan dia berharap karena Sawahunto bekas daerah tambang, perusahaan memerhatikan SDGs ini.
“Kita ingin perusahaan yang ada seperti PTBA yang telah mengeruk bumi Sawahlunto seratus tahun lebih, mestinya, harus diperhatikan dalam
bentuk program CSR terarah,” tukasnya.
Soal SDGs ini, Sekretaris Jenderal United Cities and Local Government (UCLG) Asia Pacific, Bernadia Irawati Tjandradewi mengatakan, pentingnya
memasukkan unsur-unsur Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau SDGs di dalam aspek perencanaan dan strategi dalam mengembangkan Geopark
Sawahlunto.
“Kota Sawahlunto merupakan salah satu kota penerima manfaat dari program Localise SDGs yang dimotori oleh UCLG ASPAC, Uni Eropa dan APEKSI. Pada intinya, perencanaan dan strategi pengembangan Geopark Sawahlunto ini harus bertumpu pada penguatan komunitas lokal yang keberlanjutan; pembangunan infrastuktur yang baik dan mampu memberikan edukasi kepada masyarakat setempat,” ujarnya pada kesempatan terpisah.
Baca juga: GeNose UGM Dapatkan Izin Edar dan Siap Dipasarkan
Sebagai Asosiasi Kota dan Pemerintah daerah dan mempunyai jaringan di lebih dari 70.000 Pemerintah Kota di Kawasan Asia Pasifik, Bernadia mengatakan mereka dengan tangan terbuka mengajak Pemerintah Kota Sawahlunto untuk pengembangan Geopark Sawahlunto dan diharapkan dapat mengakselerasi tercapainya tujuan TPB di tingkat daerah.
Hingga saat ini, Indonesia baru terdapat 5 situs UGG yakni Geopark Batur, Geopark Gunung Sewu, Geopark Rinjani, Geopark Ciletuh, dan Geopark Kaldera Danau Toba. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved