Headline

DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.

Asperapi Nilai Jawa Barat masih Kurang Gedung Representatif

Bayu Anggoro
22/12/2020 18:50
Asperapi Nilai Jawa Barat masih Kurang Gedung Representatif
Pengunjung melihat mobil-mobil yang dipamerkan saat pembukaan GIIAS , Surabaya Auto Show (SAS) 2017, di Surabaya, Jatim.(ANTARA/MOCH ASIM )

JAWA Barat, khususnya Kota Bandung dinilai masih kekurangan gedung konvensi yang representatif. Akibatnya, di daerah tersebut nyaris tidak ada pameran berskala internasional meski memiliki potensi yang besar untuk menjadi tuan rumah ajang tersebut.

Padahal, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menginginkan daerahnya mampu menjadi tujuan wisata baik bagi turis dalam maupun dalam negeri. Hal itu dikeluhkan Ketua Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (Asperapi) Jawa Barat Dede Koswara menyikapi rencana pemulihan ekonomi pada 2021 khususnya di sektor tersebut, Selasa (22/12).

Baca juga: Pameran Otomotif Besar di Daerah Terkendala Tempat

Menurutnya, sebelum pandemi virus korona terjadi pun, pihaknya nyaris belum pernah menggelar pameran berskala internasional. "Bagaimana mau menyelenggarakan pameran besar kalau sarananya (gedung pameran) tidak ada yang memadai," kata Dede.

Dia menjelaskan, Jawa Barat khususnya Bandung sangat tepat menjadi tuan rumah pameran besar berskala internasional. Salah satunya karena Bandung umumnya Jawa Barat memiliki penduduk yang banyak sehingga menjadi pasar yang potensial dalam setiap ajang promosi.

Selain itu, lokasi yang strategis dan dekat dengan Jakarta menjadi keunggulan lainnya. "Di Bandung jalan tol sudah ada, sehingga mudah diakses dari manapun. Hotel berbintang juga sudah banyak, jadi pengunjung dari luar tidak akan kesulitan," katanya.

Dia menyontohkan, ajang promosi produk kerajinan bertajuk Inacraft, serta pameran otomotif internasional seperti Gaikindo Indonesia International Auto Show tidak mungkin digelar di Jawa Barat khususnya Bandung karena minimnya infrastruktur tersebut. Akibat tidak adanya tempat yang representatif, pihak penyelenggara pameran tersebut tak pernah memilih Bandung sebagai lokasi.

Lebih lanjut dia katakan, untuk menyelenggarakan pameran besar berskala internasional, dibutuhkan gedung berukuran sedikitnya 6.000 m2. "Di JCC itu luasnya 25 ribu (m2). Sehingga bisa untuk Inacraft dan GIIAS," ujarnya.

Dia menambahkan, penyelenggaraan pameran besar berskala internasional itu  sejalan dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang menginginkan pariwisata menjadi tulang punggung perekonomian. Sebab, menurutnya ajang tersebut mampu menarik wisatawan bisnis ke tatar Parahyangan.

"Sekarang kan fokusnya masih ke wisatawan leisure. Padahal wisatawan bisnis juga potensinya besar," ujarnya.  Bahkan, menurutnya wisatawan bisnis ini akan tinggal lebih lama di setiap ajang pameran yang diikuti. Sehingga, tambah dia, setiap penyelenggaraan pameran besar berskala internasional mampu memberi
dampak ekonomi yang besar bagi banyak sektor lainnya.

"Pameran-pameran itu akan banyak dikunjungi warga luar. Tentunya mereka selama di Bandung perlu penginapan, makan, transportasi, bahkan belanja," ujarnya.  (BY/A-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Maulana
Berita Lainnya