Bansos masih Terus Mengalir

PADA masa pandemi, sekitar 10 juta keluarga di Indonesia tergolong rentan dan miskin. Mereka membutuhkan intervensi berupa program bantuan dari pemerintah. “Kementerian Sosial mendapat tugas untuk menggulirkan Program Keluarga Harapan (PKH). Tahun ini, 10 juta keluarga penerima manfaat PKH juga menerima bantuan sosial beras (BSB),” ujar Menteri Sosial Juliari P Batubara yang dihubungi, kemarin.

Khusus di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, BSB digulirkan untuk 120 ribu keluarga. “Ini bantuan dari Presiden melalui Kementerian Sosial bekerja sama dengan Bulog,” tambah Mensos.  BSB digulirkan sebanyak 45 kilogram (kg) dalam tiga tahap. Di Cirebon, ada 357 keluarga di Desa Kedungdawa, Kecamatan Kedawung, langsung memperoleh BSB tahap 1 dan 2, total sebanyak 30 kg, kemarin.

Penyaluran BSB ditargetkan selesai pada November. “Kami berharap semua pihak ikut mengawal kelancaran penyaluran BSB. Semoga program ini tepat sasaran,” pinta Juliari.

Nasib warga yang terdampak pandemi juga menjadi perhatian Polres Muaro Jambi, Jambi. Kemarin, lewat Satuan Lalu Lintas, mereka mengirimkan bantuan sembako untuk puluhan warga. “Kami kirimkan dari pintu ke pintu untuk warga yang benar-benar membutuhkan. Selain warga tidak mampu, bantuan serupa juga kami serahkan kepada korban kecelakaan lalu lintas yang membutuhkan,” ujar Kasat Lantas Iptu M Firdaus.

Sumbangan alat pelindung diri juga mengalir dari negara sahabat. Di Nusa Tenggara Barat, Pemerintah Provinsi Henan, Tiongkok, mengirim 50 ribu lembar masker medis. Total bantuan bernilai Rp285 juta.

“Bantuan ini merupakan wujud nyata hubungan baik antara Pemprov NTB dan Pemprov Henan. Ke depan, Henan berharap kerja sama ini bisa dilanjutkan ke sektor pariwisata, ekonomi, dan pendidikan,” kata Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Covid-19 NTB, Lalu Gita Aradi, seusai menerima bantuan.

Dari dalam negeri, bantuan alat pelindung diri terus dialirkan PT Pertamina. Kemarin, perusahaan itu menyerahkan 1.000 masker medis untuk Pemprov Bangka Belitung. (UL/SL/YR/RF/N-3)