Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Pupuk Organik Kotoran Kelinci Mulai Digemari

Tosiani
22/8/2020 03:15
Pupuk Organik Kotoran Kelinci Mulai Digemari
Pamit,40,salah seorang warga Temanggung, Jawa Tengah memproduksi pupuk organik dari kotoran kelinci di rumahnya Desa Kemloko.(MI/TOSIANI)

PAMIT, 40, prihatin dengan ketergantungan petani terhadap pupuk kimia. Warga Desa Kemloko, Kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, itu mengembangkan pupuk organik dari kotoran kelinci sejak enam bulan lalu.

Ia memiliki 40 kelinci anakan dan 9 indukan. Kotoran kelinci dikumpulkan sebagai bahan pupuk. “Semua diolah sendiri. Saya dibantu istri.”

Kotoran kelinci mengandung unsur N, P, dan K, paling tinggi ketimbang kotoran ternak lain. Kandungan ini sangat bagus untuk pertumbuhan tanaman.

Dari usahanya itu, setiap tiga bulan sekali, Pamit mampu memproduksi 5 karung besar kotoran kelinci. Cara pembuatannya sederhana. Kotoran yang terkumpul dikeringkan dan kemudian dihaluskan dengan mesin. Bubuk dari kotoran kelinci itu pun sudah bisa digunakan. “Saya masih berupaya mengolah urine kelinci menjadi pupuk cair,” tambahnya.

Pamit menjual pupuk organik dari kotoran kelinci dengan harga Rp7.500 per kilogram. Setiap bulan, dari usaha kecilnya itu, ia bisa mendapat tambahan penghasilan sebesar Rp500 ribu. Ke depan, Pamit berkeinginan untuk mengembangkan usahanya lebih besar.

“Biasanya petani cabai dan sayuran yang langsung datang ke rumah untuk membeli pupuk kotoran kelinci,” tandasnya. (TS/N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya