Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
SUMATERA Utara kembali memiliki komoditi ekspor baru yang diminati pasar global. Untuk ekspor perdana, Tomat hasil petani Kabupaten Karo dikirim ke negeri Jiran.
Hasrul, Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Belawan, mengatakan pihaknya telah melepas ekspor perdana 200 kg Tomat asal Kabupaten Karo, Sumatra Utara, ke Malaysia.
Baca juga: Pasien Covid-19 yang Sembuh di Klaten Bertambah 5 Orang
"Jenis komoditas ini menambah deret produk pertanian ekspor unggulan asal Sumut," katanya, Sabtu (1/8).
Produk pertanian asal sub sektor hortikultura milik CV TKU itu diberangkatkan melalui Pelabuhan Belawan pada Kamis (30/7).
Serangkaian tindakan pemeriksaan karantina telah dilakukan terhadap komoditas ekspor tersebut. Pemeriksaan karantina dilakukan sesuai dengan persyaratan negara tujuan.
Hasilnya, Tomat ekspor dari Kabupaten Karo ini dinyatakan bebas dari OPTK (Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina). Karena itu, komoditas tersebut berhak mendapatkan sertifikat kesehatan tumbuhan atau phyosanitary certificate (PC).
Meski ini merupakan pengiriman ekspor pertama, tetapi Tomat Karo sebenarnya sudah sering dipasok ke pasar domestik. Berdasarkan data pada sisterm perkarantinaan, IQFAST, Karantina Pertanian Belawan telah memfasilitasi lalu lintas Tomat Karo ke Ambon pada April 2020.
Menurut Hasrul, hasil pertanian Sumut mampu masuk pasar global karena selain jumlah yang berlimpah, juga memiliki kualitas dan tidak luput dari pengawasan terhadap perlindungan sumber daya alam hayati.
Dan salah satu kunci produk hortikultura Sumut memiliki daya saing di pasar dunia, ungkapnya, adalah karena memiliki kandungan residu yang rendah, bahkan tidak ada sama sekali (bebas residu)
"Untuk itu diperlukan pendampingan pada Good Agricultural Practices (GAP) dan Good Handling Practices (GHP) agar memiliki daya saing di pasar global," imbuhnya.
Di samping Tomat, terdapat beberapa komoditi pertanian lain yang menjadi barang ekspor baru sepanjang tahun ini. Antara lain Ubi Jalar, Keladi Tikus, Kecombrang, Kubis, Lobak, Labu, Kentang dan Wortel.
Lebih lanjut Hasrul mengatakan, sinergisitas yang baik antara pemerintah daerah, pelaku usaha dan petani di Sumut telah memacu kinerja ekspor di wilayah kerjanya. Kebijakan pembangunan pertanian berbasis kawasan dengan memperhatikan kearifan lokal yang berorientasi ekspor mendorong provinsi ini terus menambah ragam komoditas ekspornya.
Kabupaten Karo sendiri sedang dipersiapkan menjadi salah satu sentra pertanian andalan Sumut. Data terakhir, Sumut kini memiliki lahan pertanian seluas 429.751 ha untuk komoditas tanaman semusim dan 2141.972 ha untuk komoditas tanaman tahunan.
Terpisah, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Ali Jamil mengapresiasi munculnya ragam ekspor baru asal Sumut.
Ini sejalan dengan perkembangan aturan perdagangan internasional. Saat ini kebijakan tarif sudah tidak populer lagi sehingga pemenuhan persyaratan sanitari dan fitosanitari menjadi strategis.
Baca juga: Ketua TP PKK Sorong Serahkan Bantuan Hewan Kurban
Untuk itu, selaku fasilitator pertanian pada perdagangan internasional, pihaknya tidak saja menyiapkan langkah percepatan layanan, tetapi juga upaya pendampingan berupa bimbingan teknis.
"Untuk ekspor, kami siapkan karpet merah. Tidak hanya cepat, namun akseptabilitas produk juga jadi fokus tindakan karantina. Ini sejalan dengan semangat gerakan tiga kali lipat ekspor (Gratieks) yang digagas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo," tutupnya. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved