Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Bertumpu pada Rumah Sakit Lapangan

Faishol Taselan
03/7/2020 05:20
Bertumpu pada Rumah Sakit Lapangan
Perkembangan jumlah pasien covid-19 terus naik. Warga menunggu bus di Jalan Basuki Rahmat, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (2/7), kemarin.(ANTARA FOTO/Didik Suhartono)

GELOMBANG keda­tangan pasien co­vid-19 dari Surabaya dan sekitarnya membuat Joni Wahyuhadi harus terus berpikir. Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur itu kudu meng­antisipasi membeludaknya jumlah pasien baru.

“Perkembangan jumlah pasien terus naik. Kami harus meningkatkan kapasitas rumah sakit lapangan covid-19,” ujar Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah dr Soetomo itu, kemarin.

Sebelumnya rumah sakit lapangan yang dibangun di atas lahan milik Kementeri­an Kesehatan hanya untuk merawat pasien dengan gejala ringan dan sedang.

Namun, dengan per­kem­bang­­an yang ada, Joni akan meningkatkannya menjadi rumah sakit untuk merawat pasien gejala berat dan kritis.

Saat ini, dengan kapasitas 150 tempat tidur, rumah sakit lapangan sudah penuh. Dengan peningkatan status itu, rencananya kapasitas RS lapangan itu akan ditingkatkan menjadi 500 tempat tidur.

“Sesuai instruksi Presiden, RS Lapangan Covid-19 Jatim ini akan berada di bawah koordinasi Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahan­an II Marsekal Muda TNI Imran Baidirus, dari sebelumnya di bawah koordinasi gugus tugas,” tambah Joni.

Setelah Presiden Joko Widodo datang ke Surabaya, kemarin giliran Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto yang mengunjungi Balai Kota Surabaya.

Ia menemui Wali Kota Tri Rismaharini. Risma pun menjelaskan langkah-langkah yang sudah dilakukannya.

Menteri Kesehatan juga melihat langsung penerapan protokol kesehatan di pasar. “Sudah bagus,” komentar Men­teri Terawan saat ditanya wartawan.
Sasar santri

Masih di Jawa Timur, tes cepat dan tes kesehatan terhadap santri terus dilakukan. Di Sidoarjo, Kantor Kementerian Agama menggelar tes cepat gratis untuk 5.000-an santri.

Akan tetapi, di lapangan ternyata banyak pondok pesan­tren dan santri yang menolak mengikuti tes cepat massal.

“Dari 5.000 tes, kami baru bisa melakukannya untuk 1.000-an santri,” ujar Kepala Kantor Agama Achmad Amir Sholihuddin.

Menurut Amir, layanan tes cepat gratis digelar untuk memberikan rasa aman kepada seluruh santri ketika akan masuk pondok. Diharapkan, nantinya tidak akan ada penularan antarsantri.

Pengurus Pondok Pesantren Jabal Noer di Kecamatan Taman, Misbahhudin, mengaku belum mau melakukan tes cepat meski gratis. “Masih ada silang pendapat dan perlu penjelasan ulang dari pemerintah.”

Ia mengaku belum ada santrinya yang masuk ke pondok setelah libur. “Kami syaratkan mereka masuk lagi dengan membawa surat sehat dari dokter dan hasil tes cepat dari daerah masing-masing.”

Di Tuban, pemerintah kabupaten bersikap lebih tegas. Mereka mensyaratkan santri yang akan masuk pondok harus menjalani tes kesehatan dan mengikuti protokol kesehatan.

“Pemkab akan membiayai tes kesehatan bagi para santri yang berasal dari luar Tuban. Kami ingin cepat memutus mata rantai penularan covid-19,” kata Bupati Fathul Huda.

Di Temanggung, Jawa Tengah, upaya pengendalian pandemi dilakukan dengan fokus ke pasar. Dinas pasar mengerahkan petugas untuk terus menyisir pedagang dan pengunjung dengan mewajibkan mereka menggunakan masker. (HS/YK/yTS/DW/AT/N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya