Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Tim Covid-19 Hunter Jatim untuk Memutus Mata Rantai Pandemi

RO/Micom
05/6/2020 13:54
Tim Covid-19 Hunter Jatim untuk Memutus Mata Rantai Pandemi
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawans(dok pemprov jatim)

BERBAGAI upaya dan terobosan guna menekan dan menghentikan penyebaran covid-19 terus dilakukan oleh Pemprov Jatim.

Kali ini, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa membentuk dan menerjunkan tim Covid-19 Hunter guna melakukan screening atau tes massal ke beberapa daerah di Jatim yang memiliki jumlah OTG maupun PDP di atas 525. Screening ini mencakup rapid tes untuk screening awal, dan bagi yang hasilnya reaktif ditindaklanjuti dengan swab tes dengan PCR dan Tes Cepat Molekular (TCM).

Sepuluh Kabupaten tersebut yaitu Sidoarjo, Kediri, Tulungagung, Gresik, Bangkalan, Nganjuk, Lamongan, Madiun, Jember, dan Probolinggo. Sedangkan khusus untuk Kota Surabaya telah dilakukan tes mobile secara massal.

"Tim Covid-19 hunter akan bergerak menyasar Sidoarjo, Gresik, Tulungagung, Kediri, Kota Kediri dan Bangkalan. Petugas akan di sana empat sampai lima hari melakukan rapid test dan swab secara massal.  Pemkab/Pemko bersama dukungan forkopimda sebagai leading sectornya," kata Khofifah.

Untuk mekanismenya, nama-nama OTG dan PDP telah didata oleh Dinkes Kabupaten/Kota masing-masing dan dijadwalkan harian untuk melaksanakan tes agar bisa menghindari kerumunan.

Khofifah mengatakan tingginya angka OTG dan PDP di beberapa daerah  menjadi alasan utama mengapa tim Covid19 Hunter ini diturunkan di daerah-daerah tersebut. Apalagi, saat ini  OTG yang berpotensi positif covid-19 bisa mencapai sekitar 35%. Sementara PDP berpotensi positif covid-19 sampai 55%.

"Saya ambil contoh misalnya Bangkalan. Bangkalan ini tercatat PDP nya 34, tetapi OTG nya sudah 708 jadi artinya bahwa OTG yang tinggi jika tidak segera dirapid test kalau reaktif tidak segera diswab maka ada kekhawatiran dia tanpa gejala tapi dia carrier, maka potensi menyebarkan atau menularkan virus covid-19. Hal ini juga terjadi di Tulungagung, dan daerah lainnya," jelasnya.

Khofifah mengatakan saat ini antara PDP dan OTG sama-sama beresiko tinggi. Karenanya, tim teknis yang diturunkan ke daerah adalah dengan formasi lengkap sebagai upaya untuk mencegah sampai tahapan menghentikan penyebaran covid-19 di Jawa Timur.

"Kami memutuskan untuk turun bersama tim lengkap dengan komponen dokter, analis, dan perawat. Serta menyediakan rapid test, Virus Transport Medium (VTM) dan cartridgenya. Sedangkan, petugas pengambil swab disiapkan dari kabupaten/kota," terangnya.

Khofifah berharap, upaya dari Pemprov ini mendapat dukungan dari Bupati dan Walikota daerah-daerah tersebut. Sehingga kebersamaan dan sinergi yang terbentuk benar-benar dapat signifikan menekan bahkan menghentikan penyebaran covid-19 di Jawa Timur.

"Karena itu saya mohon kepada para bupati atau walikota untuk bisa bersinergi, bersama dan terus bergotong royong. Sehingga, percepatan memutus mata rantai Covid-19 bisa kita lakukan bersama sama," pungkasnya.

Ketua Rumpun Tracing Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim Kohar Hari Santoso menjelaskan Tim Covid-19 Hunter menjadi bagian dari tracing penderita Covid-19. Apabila setelah dilakukan tracing Tim Covid-19 Hunter angka penderita Covid-19 bertambah maka masyarakat diminta tidak heran.

"Dengan semakin banyaknya yang terdeteksi oleh Tim Covid-19 Hunter, maka akan diketahui titik mana yang perlu dilakukan observasi dan mana yang butuh isolasi sampai dengan layanan berbasis rumah sakit. Tujuannya penyebaran covid-19 segera putus mata rantainya," ujarnya. (J-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Aries
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik