Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Dari Loper Koran Jadi Juragan Pot Bunga

MI/HENDRI KREMER
29/4/2015 00:00
Dari Loper Koran Jadi Juragan Pot Bunga
(MI/HENDRI KREMER)
DENGAN modal nekat, Abu Salim, pria kelahiran Purbalingga, Jawa Tengah, meninggalkan kampung halamannya untuk mengadu nasib di Kota Batam, Kepulauan Riau, 17 tahun silam.

Pria tamatan SMA itu awalnya tidak pernah berpikir mau bekerja apa karena untuk bisa bekerja di kota industri seperti Batam harus memiliki keahlian di bidang teknis.

Namun, Abu Salim punya keahlian yang didapat saat duduk di bangku sekolah, yakni membuat pot bunga. Pada saat hijrah ke Batam, Abu Salim tidak memiliki modal yang cukup untuk memulai usaha pot bunga.

Dia hanya punya uang Rp200 ribu, yang dibawanya dari kampung halaman. Abu mencoba mencari kerja setibanya di Batam untuk mengumpulkan modal agar bisa membuka usaha sendiri. Pekerjaan sebagai kuli bangunan, bengkel, hingga akhirnya menjadi loper koran ia jalani.

Sudah empat tahun ia menabung dari hasil kerjanya yang masih serabutan itu.

Abu Salim mengaku saat menjadi loper koran itu banyak keuntungannya. Dia mengaku kenal Kota Batam setelah menjadi loper koran, lantaran ia harus keliling dengan mengendarai sepeda motor bekas keluaran 1996.

"Dari situ saya melirik peluang usaha membuat pot bunga tinggi. Ketika itu penjual pot bunga di Batam masih sedikit," ujarnya kepada Media Indonesia, kemarin.

Tabungannya selama empat tahun itu dijadikan modal membuka usaha pot bunga. Abu memesan cetakan pot dari Pulau Jawa. Dengan modal Rp30 juta, ia kemudian berjualan pot bunga dan tanaman hias. "Modal yang saya peroleh itu hasil menjual koran. Kebetulan sambil menjual koran, saya selalu membaca jenis pot yang diminati di koran-koran terbitan Jakarta. Lalu saya gambar bentuknya dan dimodifikasi. Hasilnya tidak mengecewakan pembeli," ungkap Abu.

Hasil usaha Abu berkembang pesat. Selain di Batam Center, ia juga mengajak keluarga dan teman-temannya dari Purbalingga untuk membantu usaha yang kini omzet per bulannya mencapai Rp30 juta.

Meski demikian, Abu tetap setia mengantarkan koran. Gara-gara menjadi pengantar koran, dia bisa menjaring relasi sambil promosi tanaman hias dan pot bunga kepada pelanggan.

"Sambil jalan, bila ketemu para pelanggan koran, langsung saya tawari pot bunga dan tanaman hias di tempat saya, tentu saja dengan harga miring," katanya.

Pria berusia 38 tahun tersebut sudah memiliki rumah tipe 48 dari hasil jerih payahnya, dan bisa menyekolahkan anak-anaknya.

Kendati usahanya masih kecil, Abu justru menjadi contoh bagi rekan-rekannya. Kisah suksesnya diikuti teman-temannya. Bahkan saat ini pengusaha pot di Batam tumbuh subur. Abu pun merasa tidak tersaingi dengan munculnya usaha pot yang dirintis teman-temannya.

"Semakin banyak orang membuat dan berjualan pot di Kota Batam, akan semakin banyak variasinya," ujarnya.  (N-40



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya