Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Warga Keluhkan Kualitas Sembako

DG/AT/AU/RS/YH/HS/RF/BB/TS/AP/DY/N-1
25/4/2020 05:50
Warga Keluhkan Kualitas Sembako
Bupati Klaten Sri Mulyani (kiri) secara simbolis menyerahkan bantuan sembako kepada perwakilan dalang di Klaten, Jawa Tengah, kemarin.(MI/DJOKO SARDJONO)

WARGA terdampak pandemi virus korona baru (covid-19) mengeluhkan bantuan sembako yang mereka terima dari Pemerintah Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.

Sebagian dari sembako itu terpaksa mereka buang karena sudah tidak layak konsumsi. Bantuan yang diterima terdiri atas beras 10 kilogram (kg), tomat 1 kg, telur 0,5 kg, 12 bungkus mi siap saji, 2 liter minyak goreng, 1 kg daging ayam, dan 1 kg buah pir.

Bantuan tersebut antara lain dikeluhkan warga penerima di Desa Citapen, Kecamatan Cihampelas. Itu karena da­ging ayam potong yang mereka terima sudah dalam kondisi bau, sebagian beras tercampur darah ayam, sebagian besar to­mat busuk, dan telur dalam kondisi pecah.

“Saat diterima, beras sudah dalam kondisi bau karena terkena ceceran darah daging ayam. Dari total 10 kilogram, yang bisa dikonsumsi hanya sekitar 30%, sisanya beras dibuang atau jadi pakan ayam,” kata Ahmad, salah seorang penerima sembako, kemarin.

Ketua RW 13 Desa Citapen, Adi Har­dianto, juga mengaku kecewa atas hal itu. Ia mengaku sembako dari Dinas So­sial Bandung Barat itu ia terima me­lalui pihak desa. Namun, karena sebagian isinya tidak bisa dimanfaatkan warga, pengurus RW semula berniat batal membagikannya kepada warga penerima. Namun, karena telanjur diterima, ia tetap menyalurkan bantuan apa adanya.

Kepala Dinas Sosial Bandung Barat, Hari Partomo, menyatakan sebagian sembako menjadi tidak layak konsumsi, seperti daging ayam yang membusuk, antara lain karena terlalu lama disalurkan kepada keluarga penerima manfaat (KPM).

“Sebetulnya, itu daging ayam segar. Kemungkinan terlalu lama sampai ke tangan KPM sehingga kualitasnya jadi tidak layak konsumsi,” ujarnya.

Sementara itu, kendati status tanggap darurat pandemi covid-19 di Daerah Is­timewa Yogyakarta (DIY) sudah diberla­kukan sejak 20 Maret lalu, warga belum mendapatkan bantuan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DIY.

Ketika hal itu ditanyakan kepada Sekda Pemprov DIY Kardamanta Baskara Aji, ia menyatakan bantu­an segera disalurkan. Ia menyadari, masyarakat yang kurang mampu sangat membutuhkan setelah mereka kehilangan pekerjaan. “Bantuan sosial kita upayakan secepat mungkin,” katanya.  (DG/AT/AU/RS/YH/HS/RF/BB/TS/AP/DY/N-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik