Hujan Pertanda Berkah di Tahun Baru

MENDUNG dan hujan mewarnai suasana perayaan Tahun Baru Imlek 2567 di sejumlah daerah.

Kondisi itu diyakini menjadi berkah di tahun monyet api.

Seperti di Jambi, hujan yang menudungi perayaan Imlek, kemarin, tidak mengurangi niat warga Tionghoa merayakan di kelenteng.

"Enggak masalah, biasalah setiap Imlek diwarnai hujan. Itu pertanda turun berkah. Kami tetap mensyukuri dan tidak terhalang sembahyang ke kelenteng dan kemudian bersilaturahim dengan keluarga," ungkap Atik, 40, warga Tionghoa di Kota Jambi.

Di tengah kawalan sekitar 300 personel kepolisian, perayaan Imlek di sekitar 30 kelenteng di 10 kecamatan di Kota Jambi berlangsung aman tanpa gangguan.

Hanya saja, perayaan Imlek di daerah lain agak terganggu karena banjir, seperti di Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung.

Akibatnya, sejumlah warga Tionghoa tidak bisa memperingati Imlek di kelenteng karena menyelamatkan diri dan barang.

"Sekarang kami menyelamatkan barang. Kalau air semakin tinggi, kami akan mengungsi," ujar warga Jalan Bukit Intan Pangkalpinang, Aliong. Di perumahan itu, ratusan rumah terendam banjir setinggi hingga 1 meter.

Warga lainnya, Aguan, mengaku terpaksa mengurungkan merayakan Imlek.

"Terpaksa kami menyelamatkan barang dulu jadi tidak terlalu menghiraukan Imlek," ucapnya.

Banjir juga menyebabkan sebagian ibadah di Kelenteng Tjok Hok Kiong di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, tidak bisa terlaksana.

"Genangan air membuat suasana ibadah pergantian Tahun Baru Tionghoa sangat terasa. Akhirnya tata cara ibadah seperti sujud juga ditiadakan karena seluruh ruangan terendam," kata pengurus kelenteng, Halim Budiono.

Menurut pengurus kelenteng, Halim Budiono, biasanya ibadah perayaan Imlek diikuti sekitar 300 jemaat.

Hanya saja, sebagian jemaat memilih ke kelenteng lain karena Kelenteng Tjok Hok Kiong kebanjiran. (SL/RF/HS/N-2)