Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
PERTUMBUHAN ekonomi Jawa Barat pada 2020 diprediksi tidak akan melebihi tahun ini. Faktor global terutama perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok memberi dampak yang besar terhadap perekonomian dalam negeri.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat, Doni P Joewono, mengatakan, pada 2019 ini pertumbuhan ekonomi mencapai 5,45%, turun jika dibandingkan dengan 2018 sebesar 5,64%. Pada 2020 mendatang, dia memprediksi tidak akan melebihi 5,45% atau sama dengan tahun ini.
Menurutnya, kondisi yang tidak beranjak ini sangat dipengaruhi faktor global.
"Kita sampaikan, 2020 perang dagang belum selesai," katanya dalam pertemuan tahunan Bank Indonesia Jawa Barat, di Bandung, Kamis (12/12).
Selain faktor global, menurutnya, pertumbuhan yang stagnan disebabkan investasi yang ditanamkan pada 2018 dan 2019 belum memberi kontribusi karena masih tahap awal.
"Hasil investasi baru akan terasa dua tahunan lagi," katanya.
Menurut dia, adanya pertumbuhan pun hanya dipengaruhi oleh konsumsi dalam negeri yang selalu tinggi.
Baca juga: 707 Nelayan di Bengkulu Dijamin Asuransi Keselamatan
"Kita berharap dari konsumsi saja, atau permintaan domestik," katanya.
Dia optimistis konsumsi dalam negeri tidak akan terganggu meski faktor global belum membaik. Salah satunya dipengaruhi masih berjalannya penyaluran bantuan sosial (bansos) dalam program keluarga harapan (PKH) yang diberikan pemerintah.
"Itu stimulus," katanya.
Oleh karena itu, menurutnya perlu dicari penggerak ekonomi lain yang tidak bergantung kepada hal-hal tersebut.
"Cari sumber pertumbuhan baru, agar tetap optimis," katanya.
Menurut dia, salah satunya bisa dari sektor pariwisata yang potensinya sangat besar di Jawa Barat.
"Sumber pertumbuhan baru pariwisata," katanya.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, Dedi Taufik, mengatakan, pihaknya berusaha untuk membangun pusat-pusat pariwisata yang baru.
Selain membangun infrastruktur, revitalisasi kawasan pariwisata pun dilakukan.
"Kami terus berusaha menciptakan lokasi-lokasi wisata baru, tujuannya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di masyarakat," katanya. (OL-1)
Di tengah ketidakpastian ekonomi global, masyarakat dan pelaku usaha diprediksi akan menghadapi berbagai tantangan.
PENGAMAT ekonomi Universitas Mataram (Unram), Firmansyah mengatakan, relaksasi ekspor konsentrat di NTB tidak perlu dilakukan, jika hanya untuk memperbaiki data pertumbuhan ekonomi.
Pemerintah terus berupaya mendorong intensitas perdagangan demi mengatasi gejolak perekonomian global. Demi memuluskan upaya tersebut, industri maritim logistik juga harus diperkuat.
Pentingnya reindustrialisasi yang berfokus pada sektor-sektor padat karya.
Menteri-menteri ekonomi di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto perlu segera dievaluasi terutama terkait kegagalan efek stimulus dan memanfaatkan momentum di triwulan I 2025.
SETELAH membuka sejumlah gerai di Bengkulu, Kraving kini bersiap memperluas jangkauan ke Jakarta dan BSD City pada 2026.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved