Petani Siap Saingi Jagung Impor

LD/BN/N-3
03/2/2016 05:55
Petani Siap Saingi Jagung Impor
(ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko)

PETANI jagung di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, tidak mempermasalahkan beredarnya jagung impor. Mereka percaya diri, karena kualitas jagung produksi daerah mereka lebih baik jika dibandingkan dengan ketimbang yang impor.

"Jagung kami tetap lebih bagus kualitasnya daripada jagung impor. Saat ini, kami juga beruntung, karena harga jagung di pasaran berkisar Rp6.500 per kilogram, naik dari biasanya Rp4.000," kata Suparno, petani jagung asal Desa Beji, Kecamatan Kedungbanteng, (02/02).

Dalam beberapa pekan ini, petani di Banyumas seperti di Kedungbanteng, Sumbang, dan Baturraden bakal memasuki masa panen. Kepala Bulog Banyumas Wastono mengungkapkan Banyumas tidak termasuk daerah yang akan mendapatkan kucuran jagung impor. "Banyumas tidak membutuhkan pasokan jagung, karena kebutuhannya memang sedikit. Namun, harga jagung sekarang ini cukup tinggi.

" Di Malang, ribuan pekerja perkebunan karet di PTPN 12, Jawa Timur, menentang rencana konversi tanaman karet menjadi tebu. Mereka menilai kebijakan itu akan membuahkan pemutusan hubungan kerja dan merusak hutan. Keresahan sekitar 10 ribu penyadap karet itu mulai menyebar hampir di semua kebun. Kabar beredar setelah PTPN 11 berencana menambah 6.500 hektare lahan tebu dari konversi perkebunan karet milik PTPN 12 pada 2016. Di sisi lain, Industri Gula Glenmore di Banyuwangi yang dibangun PTPN 12 senilai Rp1,5 triliun juga bakal diambil alih PTPN lain.

"Pekerja sudah lama mendengar peta jalan konversi perkebunan karet menjadi perkebunan tebu. Kondisi sekarang, kami resah," ungkap Ketua Umum Serikat Pekerja Perkebunan PTPN 12, Surabaya, Yualianto.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya