Populasi Bekantan Bertambah

(DY/N-4)
30/1/2016 00:00
Populasi Bekantan Bertambah
(ANTARA FOTO/Herry Murdy Hermawan)

POPULASI kera hidung panjang bekantan (Nasalis larvatus) yang hidup di kawasan konservasi hutan rawa gelam, Desa Lawahan, Sungai Muning, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, terus bertambah. Deputi Eksternal Affair PT Antang Gunung Meratus, Budi Karya, menyampaikan hal itu di sela-sela peringatan Hari Primata Sedunia yang diselenggarakan kemarin.

"Ini berdasarkan laporan penelitian tim ahli primata IPB. Jumlah bekantan yang menghuni rawa gelam Sungai Muning sebanyak 350 ekor dan jumlahnya terus bertambah," kata Budi Karya. Pertambahan populasi itu terlihat dari banyaknya bayi bekantan yang baru muncul pada kelompok-kelompok bekantan. Perkembangan populasi juga terjadi pada kera jenis lain seperti kera ekor panjang dan kera hitam (lutung) yang mudah dijumpai di areal kawasan ekowisata bekantan Kabupaten Tapin.

Bekantan betina cenderung memilih pasangan bekantan jantan berhidung besar. Penyebaran bekantan terutama di hutan bakau, rawa, dan hutan pantai di Kalimantan, Sabah, Serawak, dan Brunei. Belakangan ini seiring dengan alih fungsi hutan dan kebakaran memicu menurunnya jumlah populasi bekantan. Pemerintah Indonesia memasukkan satwa itu sebagai satwa yang dilindungi. PT Antang Gunung Meratus menggagas terwujudnya kawasan konservasi bekantan sejak 2012, bekerja sama dengan ahli primata dari IPB Hadi S Alikodra dan Pemkab Tapin.

SK Bupati
Untuk mencegah terjadinya kepunahan bekantan, Pemkab Tapin telah menerbitkan Surat Keputusan Bupati Tapin No 188.45/060/KUM/2014 tentang penetapan kawasan bernilai penting bagi konservasi sepesies bekantan. Pemkab Tapin telah menyediakan lahan seluas 12 kilometer persegi untuk akses masuk ke kawasan ekowisata bekantan.

Adapun PT Antang Gunung Meratus, pihak swasta yang menjadi mitra pemkab, berkomitmen melestarikan lingkungan untuk bekantan. Komitmen tersebut diwujudkan dengan pembangunan infrastruktur pendukung ekowisata bekantan, seperti gardu pandang, bangunan plaza, dermaga, nursery, serta penanaman ribuan bibit tanaman lokal.

Peringatan Hari Primata ini juga diisi dengan pemberian penghargaan kepada Yoet Suharya, penggagas pembangunan kawasan konservasi bekantan. Ia pernah mendapat penghargaan pengabdi lingkungan Pena Hikau Award 2015. Yoet menambahkan penyelamatan bekantan dan satwa lainnya kini menjadi salah satu prioritas Pemkab Tapin.(DY/N-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya