Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Jatigede Tingkatkan Hasil Panen

Nurul Hidayah
25/9/2019 08:05
Jatigede Tingkatkan Hasil Panen
Pintu air waduk Jatigede di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Minggu (16/9).(MI/RAMDANI)

PEMBANGUNAN Bendungan Jatigede di Kabupaten Sumedang terbukti bermanfaat bagi petani di pantai utara Jawa Barat. Saat puso banyak terjadi di wilayah lain, petani di Kabupaten Indramayu justru bisa memetik hasil panen lebih banyak.

"Puncak panen gadu sudah berlangsung akhir Agustus lalu. Di musim kemarau ini, hasil panen justru naik mencapai 7,4 ton ga-bah per hektare jika dibandingkan dengan musim hujan yang menghasilkan 7,2 ton," ungkap Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan Indramayu, Sutatang, kemarin.

Dua faktor yang membuat hasil panen meningkat, yakni kurangnya organisme pengganggu ta-naman. Selain itu, keberadaan Waduk Jatigede mampu memasok air dalam jumlah memadai.

"Walau tidak ada hujan, yang penting air cukup. Sekalipun me-ngalir 5 hari sekali, asal air cukup, tanaman padi tetap bisa selamat," tandasnya.

Kemarau juga tidak berpengaruh pada serapan beras yang dilakukan Bulog Cianjur. Sampai kemarin, mereka sudah menyerap 94,83% dari target.

"Untuk pengadaan beras masih berjalan normal. Kami sudah menyerap 16.527 ton dari target 19.429 ton sehingga kami optimistis sampai akhir tahun target serapan tercapai," kata Kepala Bulog Cianjur, Agus Siswantoro.

Serapan kurang

Kondisi berbeda dilaporkan dari Banyumas, Jawa Tengah. Penyerapan beras oleh Bulog anjlok karena tidak ada pasokan dari petani.

"Sebagian besar petani tidak panen. Ada sedikit yang masih bisa panen sehingga tetap ada yang bisa masuk ke gudang Bulog," tutur Kepala Bulog Banyumas, Sony Supriyadi.

Dia mengaku penyerapan gabah dan beras anjlok hingga lebih dari 50%. Dalam kondisi normal, pihaknya bisa menyerap 100 ton per hari dan pada musim kemarau hanya 50 ton. "Total serapan tahun ini baru mencapai 16 ribu ton dari target 30 ribu ton."

Kemarau panjang mulai dirasa-kan dampaknya di Waduk Jati-luhur, pekan ini. Tinggi muka air waduk menurun dan berada di bawah normal.

Namun, Direktur Utama Perum Jasa Tirta II, pengelola waduk, U Saefuddin Noer mengaku masih tenang. "Belum perlu rekayasa cuaca untuk pembuatan hujan. Penyusutan ini masih normal, kami pastikan ketersediaan air untuk kebutuhan air baku dan irigasi masih cukup aman," tegasnya.

Ia yakin persediaan air di Jatiluhur masih cukup aman. Karena itu, suplai air ke hilir juga tidak ada masalah.

Menjadi daerah terdampak kekeringan terparah di Jawa Tengah, Kabupaten Wonogiri terancam krisis air bersih dan rawan pangan. Namun, Bupati Joko Sutopo bergerak cepat dengan mencairkan dana tidak terduga sebesar Rp970 juta untuk menanganinya.

"Cadangan beras milik pemkab sebanyak 100 ton dan milik Pemprov Jawa Tengah 100 ton juga sudah diambil. Dengan dana yang ada, kami mengirim air bersih bersama BPBD Jawa Tengah ke desa-desa terdampak," paparnya.

Distribusi air bersih juga terus dilakukan Pemerintah Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Kekeringan sudah meluas ke 14 kecamatan, 10 kecamatan di antaranya sudah membutuhkan bantuan air bersih.

Sementara itu, di Pamekasan, Jawa Timur, bantuan air bersih belum merata ke seluruh desa terdampak. Desa yang mendapatkan bantuan juga menerima air bersih dalam jumlah yang sangat sedikit. "Untuk konsumsi saja tidak mencukupi," keluh Syaiful, warga. (BB/BK/LD/RZ/WJ/YK/MG/MS/FB/AD/HS/DY/N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya