Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Petani Disarankan Gunakan Pupuk Organik

MI
16/4/2015 00:00
Petani Disarankan Gunakan Pupuk Organik
Proses pembuatan pupuk organik dari kotoran hewan(ANTARA)
PEMKAB Ponorogo, Jawa Timur, dalam musim tanam kedua ini meminta kepada petani di daerahnya untuk menggunakan pupuk organik. Imbauan itu agar para petani tidak risau saat harga pupuk kimia mendadak mahal dan langka di pasaran.

"Ketika petani mulai tandur (tanam padi), harga pupuk kimia seperti pupuk urea dan ZA itu harganya selalu naik tinggi. Selain langka, pupuk kimia juga mahal di pasaran. Kalau sudah begini, para petani risau dan bingung. Agar tidak seperti itu lagi, kami meminta petani, saat memulai tanam padi kedua tahun ini, menggunakan pupuk organik atau pupuk alami," kata Bupati Ponorogo, Amin, kemarin.

Permintaan penggunaan pupuk organik tersebut, tambah Amin, juga dalam upaya menghadapi pasar bebas dan menyambut era Masyarakat Ekonomi ASEAN.

"Perdagangan semakin bebas, hasil pertanian dari kawasan Asia Tenggara dengan mudah masuk Indonesia, tanpa kecuali ke Ponorogo. Produk-produk yang mengandung bahan kimia akan tersisih dan digantikan yang alami," paparnya.

Sementara itu di Nusa Tenggara Timur, penyaluran pupuk bersubsidi dari pengecer ke 17 kelompok tani di Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, tersendat. Akibatnya, terjadi kelangkaan pupuk di kalangan petani.

Padahal petani di persawahan tersebut menanti pupuk untuk kebutuhan musim tanam kedua. Markus Dethan, petani di persawahan Manikin, yang membutuhkan lima sak pupuk bersubsidi, hingga kini belum memperoleh sejumlah pupuk tersebut. Padahal ia sudah memesan pupuk sejak dua pekan lalu.

"Januari lalu saat tanaman berusia dua minggu belum juga dipupuk. Pupuk baru datang setelah tanaman berusia 16 hari," ungkapnya.

Di tempat terpisah, pengecer pupuk Kembang Sari, Ketut Sadi, mengatakan ada kendala yang terjadi pada distributor. Hal itu yang menyebabkan pupuk belum juga sampai ke petani. (ST/PO/N-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik