Headline

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia

Fokus

MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan

Jumlah Penderita DBD di Bantul Diperkirakan Turun

Agus Utantoro
25/1/2016 11:02
Jumlah Penderita DBD di Bantul Diperkirakan Turun
(Ilustrasi/Antara)

DIBANDING periode yang sama pada 2015, jumlah pasien DBD yang ditangani rumah sakit pemerintah ini hingga pekan ketiga bulan Januari 2016 menurun.

Jumlah penderita DBD di Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, pada 2016 diperkirakan akan mengalami penurunan dibanding tahun 2015.

Kepala Bidang Pelayanan Medik RSUD Panembahan Senopati Bantul Atthobari mengatakan dibanding periode yang sama pada 2015, jumlah pasien DBD yang ditangani rumah sakit pemerintah ini hingga pekan ketiga bulan Januari 2016 menurun.

"Hingga saat ini RSUD sudah menerima pasien DBD sebanyak 16 orang. Sementara pada Januari tahun lalu (2015) mencapai 54 pasien," katanya.

Dikatakan, pasien demam berdarah yang dirawat di RSUD Panembahan Senopati Bantul didominasi usia di bawah 18 tahun. Dari jumlah tersebut, hanya empat pasien yang dikategorikan sudah dewasa. "Ada sejumlah faktor yang menyebabkan turunnya penderita DBD pada awal tahun ini, di antaranya cuaca. Selain itu saat ini juga bukan siklus lima tahunan penularan DBD," katanya.

Sementara Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul mencatat jumlah penderita demam berdarah dengue di wilayah ini sepanjang tahun 2015 mencapai 1.417 orang dengan 13 orang di antaranya meninggal dunia.

"Jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD) terbanyak terdapat di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Banguntapan, Sewon, dan Kasihan," kata Kepala Bidang Penanggulangan Masalah Kesehatan Dinas Kesehatan Bantul Pramudi Darmawan, Senin (25/1).

Menurut dia, banyaknya penderita DBD di tiga kecamatan dibanding sejumlah kecamatan di Bantul lainnya itu karena selain sebagai penyangga kota yang berbatasan dengan Kota Yogyakarta, juga karena padatnya penduduk.

Ia mengatakan penderita penyakit akibat nyamuk aedes aegypti tersebut sebagian besar masih berusia muda di bawah 18 tahun, sedangkan 13
penderita yang meninggal dunia tersebut mayoritas masih anak-anak. Pramudi mengatakan jumlah penderita DBD pada 2015 tersebut tergolong
tinggi dibanding beberapa tahun sebelumnya, karena pada tahun tersebut bertepatan dengan siklus lima tahunan penularan penyakit demam berdarah. "Kemungkinan pada 2016 jumlah penderita DBD menurun," katanya.

Meskipun diperkirakan turun, pihaknya bersama dengan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait tetap meningkatkan program pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang diharapkan masyarakat juga meningkatkan gerakan serupa. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik