Headline
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan
BEBERAPA warga yang hilang itu merupakan pasangan suami istri muda. Merebaknya pemberitaan soal organisasi terlarang Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), sejumlah warga di Jambi melaporkan kehilangan anggota keluarganya menghilang karena bergabung Gafatar. Menariknya, beberapa warga yang hilang itu merupakan pasangan suami istri muda.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Media Indonesia, pasangan suami istri muda yang dilaporkan hilang tanpa jejak, berasal dari Desa Kasangpudak, Kecamatan Kumpehulu, Kabupaten Muarojambi, Provinsi Jambi.
Mereka yakni Sri Wulandari,20, dan suaminya Ade Rahman,24, warga Desa Sembubuk, Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muarojambi. Menurut ibu Sri Wulandari, anak dan menantunya menghilang semenjak 14 Agustus 2015 lalu.
Karena pernah dimintai izin, Poniati menduga anak dan menantunya pergi ke Pulau Kalimantan untuk melakukan kegiatan bidang ertanian. Sedangkan keterlibatan anaknya dalam organisasi Gafatar semenjak 2013, diajak Ade Rahman yang ketika itu masih menjadi kekasih Sri.
Poniati sudah melaporkan perihal kehilangan tersebut kepada pihak kepolisian Polres Muarojambi. Selama dua tahun serumah, Poniati mengaku perilaku keagamaan anak dan menantunya banyak yang menyimpang. Anaknya jarang salat dan puasa tidak menjadi sebuah kewajiban.
Pasangan muda yang kedua dilaporkan menghilang masih dari Desa Kasangpudak, Kecamatan Kumpehulu, Muarojambi. Mereka Mardiah,21, dan suaminya, Muhammad,32. Pasangan aktivis Gafatar ini dilaporkan menghilang oleh keluarganya semenjak September 2015.
Pengakuan ayah kandung Mardiah, Sunadi,60, yang juga sebagai Ketua RT 26, Desa Kasangpudak, ibu satu anak tidak diketahui kabar berita setelah pamit untuk pindah tempat tinggal ke Kota Jambi.
Semenjak pindah, kendati sudah dicari ke beberapa lokasi, Sunadi tidak dapat kabar lagi karena nomor handphone anaknya tidak aktif.
“Saya berharap dengan bantuan polisi keberadaan anak dan cucu saya ditemukan dan kembali dengan selamat,” harap Sunadi kepada sejumlah wartawan yang menemuinya ke kediamannya, Minggu kemarin.
Pasangan suami-istri usia muda ketiga yang dilaporkan menghilang, muncul dari Desa Bukitmarau, Kecamatan Singkut, Kabupaten Sarolangun, Jambi. Mereka adalah Rukaya, suaminya Bambang dan anaknya, Alden Saputra, 18 bulan. Menurut keluarganya, Sudarji (ayah Rukaya), dan Rukaya bersama Bambang dan cucunyanya menghilang semenjak Agustus 2015 setelah pamitan pindah hidup ke Kota Jambi.
Sudarji mengaku, dia pernah diajak bergabung oleh anaknya masuk Gafatar. Namun dia tolak. Terlepas bergabung dengan Gafatar, Sudarji berharap aparat keamanan membantu menemukan keluarga anaknya dan kembali dengan selamat ke Sarolangun.
Perihal menghilangnya Rukaya dan suaminya yang disebut lulusan sarjana psikologi sebuah perguruan tinggi di Yogyakarta, saat ini sedang diselidiki aparat keamanan di Sarolangun. Hal itu dibenarkan Dandim 0420/Sarko (Sarolangun Bangko), Letkol Budiawan Basuki. Kepada
wartawan dia menyatakan sedang menyelidiki lokasi yang terindikasi ada warganya menghilang karena bergabung dengan Gafatar.
Selain menyelidiki kehilangan Rukaya dan keluarganya, Budiawan mengimbau segenap warga di Kabupaten Sarolangun maupun Kabupaten Merangin, wilayah kerjanya, segera melapor ke pihak kepolisian dan TNI jika ada yang mengajak atau tergabung dengan organisasi terlarang
Gafatar.(OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved