Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
BONITA dan Atan Bintang. Dua nama harimau sumatra itu sempat mengemuka beberapa waktu lalu.
Karena habitat mereka rusak, keduanya masuk ke kawasan permukiman. Setelah ditangkap, satwa langka itu diungsikan ke Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatra Dharmasraya-Yayasan Arsari Djojohadikusumo di Sumatra Barat.
Kemarin, keduanya dilepasliarkan di kawasan hutan bergambut dan berawa, yang mirip dengan habitat mereka sebelumnya. Namun, seperti diungkapkan Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau, Suharyono, lokasinya dirahasiakan untuk menghindarkan keduanya dari masalah di masa mendatang.
"Tim BBKSDA Riau dan mitra telah melakukan kajian untuk calon lokasi pelepasliaran harimau sumatra tersebut. Kami mempertimbangkan lokasi yang jauh dari pemukiman dan masyarakat, ketersediaan mangsa yang cukup, serta tingkat ancaman yang rendah," tambahnya.
Pelepasliaran harimau sumatra di Provinsi Riau, lanjut Suharyono, diharapkan bisa mengembalikan jumlah populasi satwa dilindungi ini, sehingga kelestarian harimau sumatra di habitat alaminya terjaga.
Bonita diamankan dari areal kebun PT Tabung Haji Indo Plantations di Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, 20 April 2018. Ia sempat dicari selama 113 hari oleh tim BBKSDA Riau.
Bonita menggegerkan karena dia diduga menyebabkan tewasnya dua warga. Sekolah dasar di wilayah itu juga dili-burkan hingga dua bulan, untuk menghindarkan anak-anak dari masalah.
Sementara itu, Atan Bintang dievakuasi saat dia masuk ke pasar tradisional di Pulau Burung, Indragiri Hilir, November 2018. Dia sempat terjebak di kolong rumah toko.
Suharyono menambahkan, pihaknya berencana melepasliarkan 4 harimau. Dua lainnya akan menyusul Bonita dan Atan Bintang.
Keberadaan harimau sumatra di habitat aslinya, ungkap Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Wiratno, seperti yang terpantau dari PVA harimau sumatra hanya tersisa 603 individu. Mereka tersebar di 23 kantong habitat. Selain itu, lebih dari 50% populasi satwa dilin-dungi ini berada di luar kawasan konservasi, baik di hutan produksi maupun hutan lindung.
"Untuk itu upaya perlin-dungan menjadi penting untuk dilakukan semua pihak seperti pengelola konsesi, pemerintah daerah, masyarakat adat dan juga LSM. Kami harapkan mulai saat ini satwa liar dilindungi, termasuk harimau sumatra yang berada di luar kawasan konservasi, dapat terlindungi," tandasnya.
Hashim Djojohadikusumo, penggagas dan pendiri Pusat Rehabilitasi-Harimau Sumatra Dharmasraya mengaku akan terus berkomitmen membantu pemerintah melestarikan dan menambah jumlah populasi harimau sumatra. (RK/N-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved