Pemkab Banyuwangi Gandeng 4 NGO Kelola Daerah Pesisir

Usman Afandi
17/6/2019 21:30
Pemkab Banyuwangi Gandeng 4 NGO Kelola Daerah Pesisir
Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas(ANTARA FOTO/Budi Candra )

PEMERINTAH Kabupaten Banyuwangi terus mengembangkan daerahnya dalam rangka mewujudkan pembangunan yang ramah lingkungan. Hal ini diketahui dalam kegiatan bersama 4 organisasi non-pemerintahan (NGO) di Hotel Dialog Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (17/6).

Keempat NGO tersebut yakni the Walton Family Foundation, Sustainable Fisheries Partnership, the Sustainable Trade Initiatiave (IDH/Inisiatif Dagang Hijau-Indonesia), dan Longline Environment. Mereka juga mendapat dukungan dari Conservation International Indonesia selaku mitra Pemerintah Indonesia dan Shrimp Club Indonesia.

Sementara itu, Marine Program Director dari Conservation International Indonesia, Victor Nikijuluw, mengatakan, Banyuwangi dipilih sebagai program proyek percontohan (pilot project) karena secara ekologi kondisinya paling pas. Salah satunya karena kualitas air di Banyuwangi bagus dan juga dikenal sebagai daerah penghasil ikan yang cukup besar di Indonesia.

"Kegiatan ini akan berjalan selama dua tahun. Dan di kurun waktu dua tahun mendatang, kami akan bertanggung jawab dalam penataan budi daya, teknik budi daya, serta pengembangan kapasitas petani lokal. Sehingga mereka tak hanya mampu dalam bisnis budi daya tetapi juga pengembangan ekonomi kreatifnya," terang Victor di Banyuwangi, Senin.

Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, menyambut positif progam ini. Menurut dia, ini merupakan program yang bagus, di mana satu sama lain bisa saling bersinergi.

"Ke depan, ekonomi bukan hanya sekadar bagaimana mendapatkan uang. Tapi bagaimana lingkungan yang sehat, udara yang nyaman, air yang bersih, itu juga kekayaan yang harus kita jaga. Betapa banyak daerah-daerah yang uangnya banyak, tapi udaranya tidak terjaga, lingkungannya tercemar. Nah, kami telah menetapkan ekoturism sebagai bagian dari perekonomian Banyuwangi. Tambak yang banyak itu penting karena itu jadi bagian untuk mendorong peningkatan PDRB Banyuwangi. Tapi yang terpenting adalah lapangan pekerjaan yang cukup dan lingkungan yang sehat," ujar Anas.


Baca juga: Petugas masih Kesulitan Halau Gajah Liar Kembali ke TN Tesso Nilo


Saat berbincang bersama media, Anas memandang aquakultur atau budidaya ikan sebagai sesuatu yang baik. Karena program aquakultur bagus untuk menjembatani bagaimana tambak bisa tumbuh tapi ekosistem tetap terjaga, dan bisa melibatkan banyak tenaga kerja.

"Tentu bagi pemilik tambak, merubah paradigma ini tidak mudah, karena mereka telah merasa berada di zona nyaman. Ini yang perlu kita
komunikasikan. Harapan saya ini jadi pilot project yang sungguh-sungguh, sehingga ke depan pemilik tambak juga pun ya kesadaran. Kalau pun tambak direvitalisasi, harapannya aquakultur terus tumbuh, karena aquakultur ini mampu mengkompromikan antara padat modal di satu sisi dengan pariwisata yang terus tumbuh," tambah Anas.

Kegiatan tersebut berlangsung sehari penuh. Lewat kick-off meeting yang menghadirkan seluruh stakeholder untuk duduk bersama dan mencapai pemahaman yang sama atas program tersebut.

Ke depan, keempat NGO akan mewujudkan pariwisata berbasis tambak seperti yang pernah didiskusikan the Walton Family Foundation dengan bupati beberapa waktu lalu saat mereka berkunjung ke Banyuwangi. Yakni di mana tambak juga bisa difungsikan sebagai tempat wisata.

Orang yang datang bisa memanfaatkan kesempatan itu untuk belajar tentang udang, memberi makan udang, atau pun juga belajar tentang ikan budi daya yang dipelihara di sekitar lokasi tambak udang. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya