Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
BALAI Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan aktivitas Gunung Merapi masih waspada. Kemarin, aktivitas Gunung Merapi dari pukul 00.00 WIB sampai 06.00 WIB mengalami tiga kali guguran dengan amplitudo 5-35 mm dengan durasi 33-86 detik.
Secara visual, asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis, sedang, hingga tebal dan tinggi 50 meter di atas puncak kawah. Dari tampilan di CCTV terlihat guguran lava satu kali ke arah hulu Kali Gendol dengan jarak luncur maksimum 850 meter.
Pada pukul 06.00 WIB hingga 12.00 WIB, guguran terjadi sebanyak enam kali dengan amplitudo 4-15 mm dan durasi 22.48-69.76 detik. Namun, asap kawah tidak teramati. BPPTKG merilis rekapitulasi laporan aktivitas Gunung Merapi sebanyak empat kali per hari, yaitu periode pukul 00.00-06.00, 06.00-12.00, 12.00-18.00, dan 18.00-00.00 WIB.
Seperti diketahui, status Gunung Merapi ditetapkan di level waspada sejak 21 Mei 2018. Hingga saat ini, status tersebut belum dicabut.
Sebelumnya, Kepala BPPTKG, Hanik Humaida, mengatakan status Gunung Merapi dipertahankan di level waspada lantaran laju magma ke permukaan dan pertumbuhan kubah lava sangat pelan.
“Pertumbuhan kubah lava hanya sekitar 3.000 meter kubik per hari,” kata Hanik di forum diskusi bertajuk Merawat Ketangguhan Warga Merapi, di Kantor BPPTKG, Selasa (21/5). Untuk itu, BPPTKG merekomendasikan agar tidak ada aktivitas manusia dalam radius 3 km dari puncak Gunung Merapi.
Warga dapat beraktivitas di luar radius 3 km dari puncak gunung tersebut. BPPTKG juga meminta agar masyarakat mewaspadai bahaya lahar, terutama saat terjadi hujan di sekitar puncak Gunung Merapi.
Untuk mengetahui informasi aktivitas Gunung Merapi, lanjut Hanik, masyarakat dapat mengetahuinya lewat radio komunikasi di frekuensi 165.075 Mhz, melalui sambungan telepon 0274-514180/514192, website www.merapi.bgl.esdm.go.id, serta media sosial BPPTKG ,yaitu Facebook: infobpptkg, Twiter: @bpptkg.
Gempa tektonik
Sebelumnya, BPPTKG menyatakan bahwa Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah mengalami lima kali gempa guguran pada Jumat (24/5). Hanik melalui keterangan resmi mengatakan gempa guguran yang terekam selama periode pengamatan pukul 00.00-06.00 WIB ialah dengan amplitudo 7-15 mm dan berlangsung 35.5-85.1 detik.
Selain gempa guguran, di gunung itu juga terjadi satu kali gempa tektonik lokal dengan amplitudo 15 mm selama 48,1 detik. Dari hasil pengamatan visual menunjukkan bahwa kawah gunung api paling aktif di Indonesia itu mengeluarkan asap putih dengan intensitas tipis setinggi 20 meter di atas puncak kawah gunung.
Di sekitar gunung api tersebut, angin bertiup lemah ke arah selatan dan barat dengan suhu udara 13-19,8 derajat celsius, kelembapan udara 58%-87%, dan tekanan udara 629.2-709.5 mmHg.
Hasil analisis foto udara pada 4 Mei 2019 menunjukkan volume kubah lava Merapi sebesar 458 ribu meter kubik. (Ant/N-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved