Headline

Konsistensi penegakan hukum perlindungan anak masih jadi tantangan

Fokus

Di Indonesia, cukai rokok sulit sekali naik, apalagi pada tahun politik.

Banyumas dan Cianjur Mulai Kekurangan Air Bersih

(LD/BB/N-3)
23/5/2019 23:40
Banyumas dan Cianjur Mulai Kekurangan Air Bersih
Sejumlah perempuan terlihat mengambil air di satu-satunya mata air di Dusun Wanarata, Desa Kalitapen, Kecamatan Purwojati, Banyumas(MI/LILIEK DHARMAWAN)

MUSIM kemarau mulai melanda sebagian wilayah Banyumas, Jawa Tengah (Jateng). Bahkan, ada daerah yang sudah dua pekan terakhir tidak turun hujan sehingga kekurangan air bersih.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas memutuskan untuk mulai memasok air bersih untuk warga. Koordinator Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Banyumas, Kusworo, mengungkapkan salah satu daerah yang mulai mengalami krisis air bersih ialah Desa Nusadadi, Kecamatan Sumpiuh.

“Sejak awal Mei, desa itu sudah tidak turun hujan sehingga sumur-sumur milik warga mulai kering. BPBD mulai memasok kebutuhan air bersih untuk warga di wilayah tersebut yang didistribusikan sebanyak 5.000 liter,” kata Kusworo, Rabu (22/5).

Selain Desa Nusadadi, BPBD Banyumas juga memasok kebutuhan air bersih ke Desa Karanganyar, Kecamatan Patikraja. Di desa itu, BPBD mendistribusikan 10 ribu liter air bersih guna mencukupi kebutuhan warga setempat.

“Tetapi di Desa Karanganyar, krisis air terjadi karena pompa rusak. Untuk daerah yang mengalami kekering­an akibat kemarau, baru dirasakan di Desa Nusadadi,” urainya. Sejauh ini, BPBD Banyumas telah memetakan wilayah-wilayah yang potensial mengalami kekeringan.

Hal itu di antaranya Kecamatan Sumpiuh, Banyumas, Somagede, Kali-bagor, Cilongok, Purwojati, Kebasen, dan Karanglewas. Secara terpisah, pengamat cuaca BMKG Cilacap, Rendi Krisnawan, mengatakan sebagian wilayah di Jateng Selatan sudah mulai memasuki musim kemarau.

Wilayah-wilayah tersebut ialah Cilacap bagian utara, tengah, dan timur serta Kebumen bagian barat.

Sementara itu, sejumlah wilayah di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, diprediksi rawan mengalami kekeringan. Kemarau diperkirakan akan berlangsung pada Mei hingga November.

Adapun wilayah yang akan terkena dampak kekeringan tersebar di utara, tengah, dan selatan. “Kami sudah memetakan wilayah-wilayah yang rawan berpotensi mengalami kekeringan saat kemarau,” kata Kepala Seksi Air Bersih Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanah­an (DPKPP) Kabupaten Cianjur, Ii Irianto, Kamis (23/5)

Hasil pemetaan, lanjutnya, wilayah yang rawan kekeringan berada di selatan, yakni Kecamatan Sindangbarang dan Kadupandak. Di Cianjur tengah, daerah yang terdampak ialah Cibeber dan Cilaku.

Untuk wilayah utara, yaitu Kecamat­an Cipanas, Pacet, serta Sukaresmi. “Kami sudah menandai titik-titik desa mana saja yang harus diantisipasi karena rawan berpotensi kekeringan.”

Sebagai informasi, beberapa daerah­ di Kabupaten Cianjur merupakan langganan kekeringan. Pemerintah Kabupaten Cianjur telah menyalurkan bantuan berupa mesin pompa air. (LD/BB/N-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya