Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
LEMBAGA Dakwah Islam Indonesia (LDII) mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Pondok Pesantren Wali Barokah, Kediri, Jawa Timur.
Ketua DPP LDII, Prasetyo Sunaryo, mengatakan, selama ini pondok pesantren masih tergantung kepada perusahaan listrik negara (PLN) dalam membantu penerangan di lingkungan pondok.
Akibatnya, beban biaya yang ditanggung terus meningkat seiring dengan besarnya pemakaian listrik.
"Berkaca dari hal tersebut DPP LDII melakukan terobosan berupa pembangunan PLTS sendiri. Sebagai tahap awal dibangung di Ponpes Wali Barokah Kota Kediri," kata Prasetyo dalam keterangannya, Kamis (16/5).
Pengembangan PLTS ini, lanjut dia, merupakan bentuk pemanfaatan dan penerapan energi baru terbarukan (EBT) sesuai dengan rencana jangka panjang organisasi. "Paradigma khusus tidak cukup dengan cara pandang perbandingan harga saja.
Pendayagunaan EBT komparasinya bukan terhadap harga BBM, tetapi harus terhadap pengandaian apabila terjadi kelangkaan energi BBM. Ini yang menjadi pemahaman organisasi yang kita terapkan," tambah Prasetyo.
Karena Indonesia sebagai negara tropis tidak ada musim salju, menurut dia, energi matahari tersedia sepanjang tahun. Dari perspektif religius, penggunaan energi matahari juga merupakan manifestasi kesyukuran kepada Allah SWT yang memberi karunia Indonesia dengan sinar matahari yang tak ternilai harganya.
Pemimpin Ponpes Wali Barokah, KH Soenarto, mengaku pihaknya ingin mensyukuri anugerah Allah berupa sinar matahari, untuk menjadi energi listrik untuk menerangi pondoknya.
Sehingga terjadi penghematan biaya pengelolaan pondok secara signifikan.
"Untuk ke depannya ada pemikiran menjadikan ponpes ini, sebagai wisata religi dan edukasi teknologi PLTS. Sehingga menginspirasi masyarakat untuk berpartisipasi dalam penerapan EBT," kata pria asal Klaten tersebut.
PLTS yang dibangun instalasinya di lingkungan ponpes tersebut berukuran 40 meter x 41 meter.
Menurut pakar PLTS yang aplikator PLTS di Ponpes Wali Barokah, Horisworo, dengan pertimbangan untuk memberikan manfaat yang lama, maka dana yang terkumpul secara gotong royong warga LDII tersebut dibelikan panel surya (solar cell) yang premium grade buatan Kanada.
Baca juga: Peta Rawa dan Gambut Perlu Dimutakhirkan
"Maka harganya, termasuk peralatan penunjangnya mencapai Rp10,1 milyar. Tapi potensi umat yang besar ini harus diwujudkan dengan membeli yang premium grade buatan Kanada. Sayang bila hanya beli buatan China yang harganya lebih murah. Tapi yang perlu dipahami mahalnya itu di depan saja.
Dengan adanya garansi 25 tahun dari produsennya, maka yang dari Kanada ini jatuhnya malah lebih efisien," kata Horisworo saat memberikan pemaparkan di lokasi PLTS ponpes tersebut.
PLTS tersebut nantinya akan menghasilkan 1 juta Watt maksimalnya. Dan saat ini belum dioptimalkan seluruhnya, karena kebutuhan ponpes dengan 5.000 santri tersebut sudah terpenuhi dan masih ada banyak kelebihan.
Penerangan di ponpes yang terletak ditengah Kota Kediri tersebut, juga sangat bagus.
Berdasarkan pengamatan, pada malam hari terlihat penerangan yang maksimal, lebih terang dari mal. Hal ini membuat santri lebih nyaman belajar dan beraktivitas serta kondisi tersebut didapat dengan efisien karena memanfaatkan PLTS.
"Prinsipnya Ponpes Wali Barokah sudah mempraktikkan dan berinvestasi jangka panjang dalam bidang EBT. Pembangunan dan pengembangan ponpes adalah sebuah keniscayaan, dan kami sudah menabung, sudah berinvestasi untuk mandiri energi, memanfaatkan karunia Allah.
Maka kami serius membangunnya, sampai untuk penentuan titik di mana intensitas sinar matahari terbesar, kami minta bantuan satelit NASA. Ya di gedung inilah yang intensitas sinar matahari tertinggi (jika dibandingkan dengan beberapa gedung di ponpes tersebut)," papar pria asal Banyumas tersebut.
Saat ini, warga Kota Bandung tersebut sudah merencanakan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Bio Masa (PLTBM) dengan memanfaatkan sampah harian dari warga ponpes yang jumlahnya ribuan orang.
"Dari sampah atau suatu yang dibuang bisa kita manfaatkan menjadi energi.
Dengan berbekal pengalaman telah membuat PLTMB di Bandung, saya punya keinginan bisa menghadirkannya di ponpes ini. Potensi dari sampah di sini sangat besar, dan bisa makin mengokohkan kemandirian energi ponpes ini. Tinggal menunggu bagaimana musyawarah pimpinan pondok," kata Horisworo. (RO/OL-1)
SLAMET Raharjo Heri Nugroho atau akrab disapa Coach Heri membawa anak didiknya meraih medali emas dalam cabang menembak di Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur 2025.
Biro Adpim Jatim menjadi satu-satunya instansi pemerintah daerah yang berhasil meraih penghargaan di ajang prestisius IDEAS 2025.
Ia juga membahas terkait dengan sengketa pers yang terjadi. Deputi V berpesan kepada aparat penegak hukum yang menangani sengketa pers, untuk selalu menjunjung prinsip kehati-hatian.
MANTAN Ketua DPRD Jawa Timur (Jatim), Kusnadi, yang sempat dilaporkan hilang, muncul di Mapolsek Balongbendo Kabupaten Sidoarjo, Senin sore, 9 Juni 2025.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat inflasi Provinsi Jawa Timur terjaga 0,93% secara m-to-m (month to month) periode April 2025.
BPBD Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban, Jawa Timur (Jatim) mengerahkan alat berat untuk membersihkan material longsor yang menutup akses jalur Desa Wadung, Soko
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved