Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
Pasangan suami-istri (pasutri) Suhana 42, dan Rohaeni, 39, bertahan hidup tinggal di bekas kandang sapi. Selama dua tahun lebih, warga Kampung Gunung Putri, RT 03/RW 10, Desa Jayagiri, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, tinggal di bekas kandang sapi milik orangtua Suhana.
Suhana terpaksa tinggal di bekas kandang sapi lantaran tidak memiliki lahan lain. Untuk merehab menjadi tempat tinggal pun, Suhana tidak memiliki uang yang cukup. Kandang sapi itu disulap seadanya saja. "Yang penting bisa terhindar dari hujan dan panas," ujar pasutri yang dikarunia empat anak ini.
Keinginan merehab kandang sapi menjadi rumah tinggal layak huni diakui Suhana sudah menjadi keinginannya sejak lama. Namun, dengan penghasilan hanya sekitar Rp50 ribu per hari dari pekerjaannya sebagai sopir angkot, menurut dia, hanya cukup untuk biaya makan sehari-hari.
"Cari nafkah cuma dapat penghasilan antara Rp30-50 ribu, tidak cukup buat kebutuhan keluarga. Barang kebutuhan pokok harganya lebih sering naik daripada turun. Apalagi, sampai harus merenovasi rumah," kata Suhana, yang ditemui Media Indonesia, kemarin.
Menurut dia, saban hari hanya doa yang bisa dipanjatkannya. Seusai salat lima waktu, ia mengadu kepada Allah SWT agar kandang sapi yang ditinggalinya bisa direnovasi. "Rezeki sudah ada yang mengatur, saya hanya mampu nyupir angkot. Namun, saya serahkan kepada Allah saja," ujarnya.
Baca juga: Daerah Waspadai Banjir
Doa Suhana bertahun-tahun terjawab dan harapan memiliki rumah yang lebih layak akhirnya bisa terwujud. Dia mendapat bantuan renovasi rumah dari peserta didik Sekolah Staf dan Pimpinan Pertama (Sespimma) Sespim Lemdiklat Polri Angkatan 61 Tahun 2019.
Keharuan tidak terbendung saat serah terima renovasi kandang sapi menjadi rumah layak huni. Dengan terisak, Suhana mengaku sangat senang karena bisa membahagiakan istri dan anaknya dengan rumah barunya ini. Sebab selama ini ia belum pernah menerima bantuan dari pemerintah.
"Hari ini saya bersedih, sekaligus senang. Soalnya saya dapat bantuan perbaikan rumah dari Sespimma, saya ucapkan banyak terima kasih," ujarnya.
Di wilayah itu, peserta didik Sespimma merehab dua rumah warga. Salah satunya milik Suhana, selain merehab rumah, para calon perwira menengah Polri ini pun membangun jalan setapak serta membagikan paket sembako kepada warga sekitar kampung tersebut.
Kepala Sespimma Polri, Brigjen Safril Nursal, mengungkapkan kegiatan bakti sosial ini bertujuan membentuk kepedulian sosial terhadap lingkungannya dan berkembang (kepeduliannya) saat mereka bertugas. "Kita menyebut kegiatan ini ialah Bina Cendikia Samapta untuk mengubah mindset karena nantinya mereka bakal jadi pemimpin," ujarnya. (Depi Gunawan/N-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved