Headline

Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.

Mempertahankan Apel Jadi Ikon Kota

MI
18/2/2019 09:35
Mempertahankan Apel Jadi Ikon Kota
(MI/Bagus Suryo)

PEMERINTAH Kota Batu, Jawa Timur, berkomitmen mempertahankan apel dan jeruk untuk kesejahteraan warganya sekaligus ikon kota wisata itu. Berikut wawancara wartawan Media Indonesia, Bagus Suryo, dengan Kepala Dinas Pertanian Kota Batu, Sugeng Pramono, Jumat (8/2).

Bagaimana pembangunan pertanian berbasis buah lokal di Batu?
Apel merupakan tanaman subtropis di Indonesia, satu-satunya yang paling baik tumbuh di Kota Batu. Sejak zaman Belanda, masyarakat lokal sudah mengusahakan apel. Namun, penggunaan bahan kimia berlebihan secara otomatis mengurangi kesuburan lahan. Sekarang, kesuburan lahan menurun, petani pun merasakan hasil apel tidak seperti masa lalu. Biaya usaha taninya besar, tetapi panen tidak banyak. Tugas pemerintah memulihkan kesuburan lahan.

Buah lokal apa saja yang menjadi andalan
sekarang?
Pemerintah Kota Batu konsentrasi pada buah unggulan, yaitu apel dan jeruk keprok batu 55. Masalah apel, memang luas lahannya menurun, sekarang hanya tinggal 15ribu hektare. Namun, lahan jeruk mengalami peningkatan. Sentra buah apel dan jeruk di
Punten, Tlekung, Oro-Oro Ombo, Bulukerto, dan Bumiaji. Budi daya apel belum bisa organik, tetapi jeruk sudah organik di beberapa lokasi.

Ada berapa varietas buah lokal yang jadi
ikon di Kota Batu?
Varietas jeruk keprok batu 55 itu ikon selain apel. Lahan jeruk mencapai 80 ribu hektare. Sementara itu, varietas apel di antaranya room beauty, manalagi, dan anna. Kami mengembangkan apel tahan terhadap iklim. Riset bekerja sama dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Serpong. 

Apakah produksi apel sudah diekspor?
Produktivitas panen apel rata-rata 10 ton sampai 15 ton per hektare. Apel dari Kota Batu untuk memenuhi pasar lokal juga dikirim ke Jakarta, Kalimantan, dan Bali. Kita tidak bisa memonitor pedagang, bisa juga diekspor.

Upaya mempertahankan ikon apel? 
Selama ini, kami memfasilitasi kebutuhan petani buah apel termasuk petani hortikultura dan tanaman pangan. Bantuan berupa pendampingan, cara budi daya tanaman dengan baik melalui good agricultural practices, penggunaan pupuk termasuk membuat pupuk padat dan cair, serta pestisida nabati. Semua itu untuk mengurangi cost operasional mereka.

Adakah bantuan lainnya untuk petani?
Bantuan berupa bibit apel. Kami melakukan peremajaan tanaman melalui bantuan bibit secara gratis lewat kelompok tani. Selain itu, bantuan sarana dan prasarana, pupuk padat dan cair, pestisida nabati, dan revitalisasi lahan di 6 titik di Kecamatan Bumiaji agar kesuburan lahan meningkat. Semua itu organik.Kesejahteraan petani kami, tiap tahun meningkat. Rata-rata sekitar Rp300 juta per tahun.

Upaya pemkot agar harga tidak anjlok?
Kami ingin ada pembatasan buah impor. Kami terus berusaha mengamankan harga buah lokal. Melalui PT Batu Wisata Resource (BWR), BUMD Pemkot Batu, menampung hasil produksi yang dihasilkan petani. Sebelum ke user, harus masuk ke BWR dahulu untuk diberikan nilai tambah dan pengemasan, selanjutnya ke pasar modern. Dinas Pertanian melakukan pendampingan on farm.

Ada insentif bagi petani apel?
Pemberian insentif tidak harus uang kontan, bisa melalui program dan sarana prasarana termasuk menata pasarnya. Pemerintah sebagai fasilitator agar di pasar tidak merugikan petani. (N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : PKL
Berita Lainnya