Headline

AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.

Fokus

Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.

Pasien Kanker Butuh Perawatan Paliatif

(BY/N-3)
28/1/2019 22:30
Pasien Kanker Butuh Perawatan Paliatif
(MI/Anggoro )

RUMAH Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Yayasan Kanker Indonesia cabang Jawa Barat dan Singapore International Foundation mengembangkan pelatihan perawatan paliatif untuk membantu pasien kanker. Hal ini didasari semakin meningkatknya penderita kanker di Jawa Barat dari 10:100 ribu menjadi 21:100 ribu.

Ketua Tim Paliatif RSHS Bandung Gatot Nyarumenteng menjelaskan, perawatan paliatif ini bertujuan untuk meringankan penderitaan psikis dan fisik yang dirasakan pasien kanker. Ini mengingat besarnya risiko penyakit tersebut terutama pada stadium akhir. “Jangankan sudah stadium akhir, di (stadium) awal saja kalau orang divonis kanker, psikisnya pasti kena,” kata Gatot, kemarin. Metode ini sangat membantu untuk perawatan fisik pasien.

Dia menjelaskan, perawatan paliatif ini fokus pada psikis pasien agar merasa tenang dan tetap optimistis dalam menjalani hidup. “Tujuan pelatihan ini untuk memperbaiki kualitas hidup pasien,” katanya.

Sebagai contoh, keluarga dan petugas medis harus tahu cara memotivasi semangat pasien agar pikirannya menjadi tenang dan kembali optimistis. Tak hanya psikis, lanjut Gatot, dalam paliatif pun terdapat tata cara perawatan fisik untuk meringankan rasa sakit yang diderita pasien. Contohnya, keluarga atau petugas medis harus mengetahui dampak yang ditimbulkan akibat pasien terlalu lama berbaring di tempat tidur.

Tak hanya itu, Gatot pun mengingatkan pentingnya rasa kasih sayang dan perhatian yang harus diberikan kepada penderita kanker terutama stadium akhir. Dia menyontohkan, pasien stadium akhir tidak boleh dipaksa makan meski dengan alasan pengobatan. Pasien cukup ditanya apa yang diinginkan dan harus segera dipenuhi. Metode ini membuat pasien dan keluarga lebih siap menghadapi segala kemungkinan. Namun, memang metode ini belum dikenal baik di Indonesia.

Ketua MPI Jawa Barat Drajat S berha-rap gerakan paliatif ini lebih banyak diketahui masyarakat. Jika dapat dijalankan, menurutnya tidak memungkiri ini bisa menjadi titik kesembuhan pasien.

Gubernur Singapore International Foundation, Peter Pang, mengatakan pihaknya akan menjalin kerja sama ini selama tiga tahun. Para peserta yang akan dilatih nantinya ialah praktisi kesehatan. “Kami memilih 350 praktisi. Peserta wajib menyelesaikan pelatihannya­ selama tiga tahun,” katanya. (BY/N-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya