Headline
Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.
Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.
SEPANJANG 2018, PT Pelindo II (Persero) Cabang Panjang (IPC Panjang) mencatat performa terbaik. Dari 12 cabang PT Pelindo II di seluruh Indonesia, IPC Panjang mendapat predikat terbaik dari sisi kinerja keuangan, pelayanan, dan branding.
General Manajer IPC Panjang Drajat Sulistyo di Bandar Lampung, Jumat (25/1), memaparkan dari sisi kinerja keuangan, realisasi pendapatan usaha mencapai Rp331,75 miliar atau lebih tinggi 18,75% dari target Rp279,38 miliar.
Realisasi laba bersih Rp65,16 miliar atau 150,10% dari target Rp26,05 miliar. Sementara realisasi ebitda Rp96,51 miliar atau 57,62% dari target Rp61,23 miliar.
Dari sisi kinerja operasi, ukuran kapal yang bersandar mengalami upzising (peningkatan). Sebelumnya hanya kapal dengan bobot 3.000 ton, kini rata-rata di atas 10.000 ton. Namun trafik kunjungan kapal mengalami penurunan.
Menurut Drajat turunnya jumlah kunjungan kapal memberi ruang lebih banyak kepada cargo owner (pemilik barang) untuk bisa mengapalkan barang melalui Pelabuhan Panjang.
"Itu karena jumlah kapal yang sedikit namun dengan bobot besar ini membuat dermaga akan kosong sehingga memungkinkan cargo owner untuk menambah kapal," katanya.
Baca juga: Kabupaten Cianjur Berpeluang Membangun Bandara dan Pelabuhan Laut
Dari sisi branding performance, sepanjang 2018 IPC Panjang setidaknya meraih 10 penghargaan skala nasional dan internal perusahaan, di antaranya Pelayanan Prima untuk Kategori Terminal Curah Kering dari Kementerian Perhubungan, The Best Public Relation Activity 2018, The Best Performance 2018 dan Peringkat Pertama Anugerah Keterbukaan Informasi Publik Kategori BUMN/BUMD dari Komisi Informasi.
"Pelabuhan panjang satu-satunya pelabuhan yang memilki complicated business, yang memiliki kegiatan bisnis paling lengkap, ada terminal curah kering, terminal curah cair, terminal multipurpose, terminal roro. Kami cukup bangga karena dengan kondisi ekonomi yang tidak terlalu bagus, kami bisa menciptakan kinerja yang cukup baik," kata Drajat.
Di tahun 2019, IPC Panjang akan menjalankan beberapa program prioritas yang diyakini mampu mendorong perkembangan industri di Lampung, salah satunya menghubungkan akses pelabuhan dengan tol trans-Sumatra. Menurut Drajat, pertumbuhan aktifitas pelabuhan diprediksi meningkat 20% setiap tahun, jika akses tidak dibenahi 2-3 tahun mendatang akan terjadi kongesti (antrian sandar).
"Sudah ada dukungan dari pemerintah pusat dan daerah, 2019 ini sudah mulai dan 2021 harapannya akses pelabuhan sudah terkoneksi dengan tol. Ini menjadi program prioritas kami, karena selama ini akses jalan nasional yang digunakan masih bercampur dengan masyarakat," katanya.
Terkait upaya koneksi dengan tol-Sumatera, IPC Panjang mengusulkan penambahan ruang lingkup PT Hutama Karya (HK) yang telah memiliki konsesi tol trans-Sumatera untuk membangun akses tol menuju Pelabuhan Panjang.
"Kami rasa ini pilihan yang terbaik karena akan lebih cepat, terkait ini kami masih menunggu keputusan presiden," kata Drajat.
Selain itu, IPC Panjang akan memanfaatkan eks aset PTPN VII untuk peningkatan kapasitas terminal curah cair. Pemanfaat Jetty eks PTPN VII dapat meningkatkan kapasitas 6-10% sebesar 720.000 per ton per tahun.
Melihat kinerja selama 2018 dan rencana pengembagan di tahun 2019, Drajat optimistis Pelabuhan Panjang akan segera menjadi pelabuhan kelas dunia berbasis digital (digital port). Digitalisasi bukan hanya untuk monitoring dan administrasi, tapi juga untuk gap analytics dan growth, serta industry forecasting.
"Mungkin banyak belum mengetahui aktifitas di Pelabuhan Panjang ini 80% internasional. Ke depan, di Bulan Maret akan ada direct call kapal dari Asia, Eropa, dan US ke Pelabuhan Panjang. Kami siap menjadi pelabuhan kelas dunia," pungkas Drajat. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved