Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
CAMAT IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Salman Alfarisi Brutu, mengimbau masyarakat nelayan untuk selalu meningkatkan kewaspadaaan ketika turun melaut menangkap ikan, terutama adanya cuaca ekstrem yang terjadi sejak beberapa minggu belakangan ini.
"Cuaca ekstrem saat ini dapat menimbulkan gelombang besar dan badai yang dapat mengancam keselamatan jiwa, dengan meningkatkan kewaspadaan salah satu upaya menghindar dari musibah yang tidak diinginkan," terang Salman, Senin (21/1).
Menurutnya, mayoritas mata rantai kehidupan masyarakat di Kecamatan IV Jurai berasal dari hasil tangkapan ikan di laut sebagai tulang punggung kehidupan keluarga, sehari saja tidak melaut, berimbas terhadap ekonomi keluarga.
"Hasil tanggapan ikan masih dalam kondisi untung-untungan, bahkan sering terancam rugi, namun tidak jarang pula para nelayan terancam rugi akibat tidak seimbang pemasukan dengan biaya operasional. Tak heran sebagian nelayan dililit utang kepada pihak lain untuk kebutuhan keluarga," ungkapnya.
Baca juga: Nelayan Pasuruan Hilang Saat Melaut
Salah seorang nelayan Sago Kecamatan IV Jurai Pessel, Edi, mengatakan usaha nelayan ini cukup berat dengan risiko tinggi, bahkan bertarung nyawa dalam menghadapi gelombang laut dan badai.
"Keberhasilan nelayan tergantung usaha yang dilakukan serta didukung dengan kondisi cuaca yang baik," ujarnya.
Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Minangkabau merilis pada 21 Januari 2019, sebagian kawasan Sumbar berpotensi terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai petir atau kilat dan angin kencang.
"Kondisi ini diprakirakan masih akan berlangsung hingga pukul 17.30 WIB," tulis Prakirawan BMKG Minangkabau.(OL-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved