Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
SERANGAN nyamuk Aedes Aegypti yang menularkan penyakit demam berdarah dengue (DBD) di kabupaten Sragen, Jawa Tengah makin ganas usai Bupati Kusdinar Untung Yuni Sukowati menerapak Kejadian Luar bBiasa ( KLB ) DBD di wilayahnya.
Sampai Rabu sore (16/1) penderita DBD terus meningkat dengan mengghinggapi 188 warga di 19 kecamatan, atau naik 77 kasus setelah penetapan KLB, Senin (14/10 lalu. Sejauh ini, dua orang meninggal dunia akibat DBD di Sragen
Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen dr. Y. Agus Sudarmanto mengatakan peningkatan jumlah kasus terutama terjadi pada Selasa (15/1) yang melonjak dari 111 kasus DBD menjadi 170 kasus.
Sedangkan sepanjang Rabu (16/1) hingga pukul 15.30 hanya terjadi lonjakan 18 kasus.
Baca juga : BPBD Banyumas Minta Warga Waspadai Hujan Ekstrem
"Mudah-mudahan dengan berbagai upaya yang kita lakukan, tidak terjadi lonjakan yang signifikan di kemudian hari," kata Agus.
Dari sebaran serangan Kecamatan Mondokan tercatat sebagai wilayah terparah dengan 31 warganya yang terkena gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan kini dirawat di sejumlah rumah sakit dan puskemas.
Sebelumnya, Bupati Yuni menegaskan, pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi jumlah penderita yang terus bertamba. Salah satunya ialah dengan meinta DInas Kesehatan membuat Posko Siaga DBD di tingkat Desa.
Sosialisii bahaya DBD pun terus dilakukan sepanjang awal tahun ini hingga ke pelosok pedesaan.
Kami sudah melakukan pemberantasan sarang nyamuk di seluruh wilayah puskesmas di Sragen dengan mengerahkan satu rumah satu jumantik [juru pemantau jentik-jentik nyamuk]," kata Yuni.
Diharapkan, dengan adanya jumantik di setiap keluarga, dilengkapi obat abate, penyemprotan (fogging) dan juga pendirian Posko Siaga DBD dari tingkat desa hingga kabupaten, akan lebih cepat penanganannya.
Data yang diperoleh Media Indonesia di Dinas Kesehatan Sragen, saat ini ada 45 desa endemis dari 208 desa/kelurahan yang ada.
Kepala Dinas Kesehatan Sragen Hargiyanto mengatakan, desa endemis tidak serta merta menjadi biang munculnya DBD, karena bisa saja hal itu disebabkan lingkungan dari luar, misalnya sekolah atau tempat kerja.
Sepanjang 2018 silam di Sragen muncul 345 kasus DBD dan menyebabkan tiga orang di antaranya meninggal dunia. (OL-8)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved