Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
LEMBAGA Bantuan Hukum (LBH) Sikap Yogyakarta melaporkan tiga akun yang diduga meyebarkan berita bohong (hoaks) terkait adanya tujuh kontainer berisi surat suara pemilihan umum presiden yang sudah dicoblos untuk memenangkan pasangan nomor urut 01.
Pimpinan LBH Sikap, Wahyudi Saptaputra, Jumat (4/1) petang, usai menyampaikan laporan ke Polda DIY di Jalan Pajajaran, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengatakan, tiga akun yang dilaporkan itu ialah akun Andi Arief, Afrizal Anoda, dan Ghost Hunter Indonesia yang berisi hoaks tentang surat suara.
"Ketiga akun tersebut dilaporkan karena dianggap telah merugikan dan menciptakan kegaduhan di masyarakat. Pelaporan terhadap tiga akun ini agar ada tindakan tegas dari pihak kepolisian agar peristiwa serupa tak terjadi kembali," ujarnya.
Ia menambahkan, ketiganya dilaporkan karena menabrak Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Yang disampaikan tiga akun itu, jelasnya, memberikan penekanan seakan-akan ada permainan kotor dalam pemilu.
"Mereka seolah-olah melempar batu agar mendapatkan respon dari masyarakat. Cara-cara jahat berupa fitnah, hoaks, dan ujaran kebencian harus kota lawan secara bersama sama secara hukum untuk melindungi masyarakat," imbuhnya.
Menanggapi adanya akun penyebar hoaks yang meresahkan masyarakat, Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwarto, mengatakan, pemerintah memiliki komitmen yang kuat untuk mewujudkan pemilihan umum yang bergembira, bermartabat, sekaligus berbudaya. Ini dicirikan dengan kegembiraan di hati rakyat dan tidak boleh dinodai dan diganggu oleh upaya-upaya jahat.
"Salah satunya adalah hoaks," ujarnya.
Eko mengatakan dirinya sepandangan dengan Komisi Pemilihan Umum bahwa harus ada komitmen yang kuat untuk mewujudkan pemilu yang baik. Selain itu, ia juga mengajak masyarakat, tidak hanya di Jogja, tapi juga dari daerah lain untuk memberikan dukungan kepada KPU dan Badan Pengawas Pemilu agar bisa menyelenggarakan pemilu dengan baik.
"Ini bukan yang pertama. Jadi yang sebelumnya tentang Ratna Sarumpaet yang akhirnya juga terungkap dan diproses secara hukum. Hari ini juga soal hoaks surat suara. Menurut saya, hoaks Ratna dan surat suara itu jahat banget. Jadi KPU baru memproses foto-foto pasangan capres dan cawapres, proses filmnya saja saya rasa juga belum apalagi surat suaranya saya rasa belum dibuat tiba-tiba ada hoaks atau informasi palsu bahwa ada 7 kontainer yang berisi sekitar 70 juta suara yang sudah dicoblos. Saya kira ini merugikan, tidak hanya pasangan Pak Jokowi dan Pak Ma'ruf Amin tapi juga merugikan seluruh rakyat Indonesia," ujarnya.
Eko berharap kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia untuk tegas tanpa pandang bulu terhadap kasus hoaks tersebut. Ia juga meminta kepada pemilik akun yang dilaporkan agar segera menyerahkan diri ke pihak kepolisian. (OL-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved