Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
GELOMBANG tinggi masih terjadi di Laut Jawa. Ribuan nelayan di pantai utara (pantura) tidak dapat melaut dan ratusan wisatawan terperangkap tidak dapat keluar dari Kepulauan Karimunjawa lantaran pelayaran penyeberangan terhenti.
Pemantauan Media Indonesia, Rabu (2/1), ribuan kapal nelayan masih tersandar di beberapa pelabuhan perikanan di beberapa daerah di pantura akibat gelombang tinggi di Laut Jawa hingga mencapai 2,5 meter, seperti Waru Doyong (Pemalang), Nusantara (Pekalongan), Klidang Lor (Batang), Moro (Demak) dan Kartini (Jepara).
Baca juga: Hari Pertama Kerja, Pemkab Sleman Bagikan SPPT PPP P2
Ribuan nelayan di pantura memilih untuk berhenti melaut karena khawatir terjadi musibah akibat terjangan gelombang, meskipun hingga kini belum terlihat pengibaran bendera hitam sebagai tanda bahaya di beberapa
pelabuhan dan lepas pantai utara.
Namun akibat gelombang tinggi ini, beberapa daerah di pantura kembali terendam banjir air laut pasang (rob) seperti Pekalongan, Semarang,Demak dan Jepara dengan radius 2-5 kilometer dari bibir pantai.
"Rob datang setiap pukul 03.00 dini hari hingga siang, tapi setelah itu kembali surut," kata Bambang, 40, warga Tugu, Kecamatan Sayung, Demak.
Beberapa nelayan mengungkapkan selain cuaca kurang mendukung untuk melaut, yakni mendung, hujan dan disertai badai di Laut Jawa, juga gelombang tinggi cukup membahayakan sehingga nelayan memilih berhenti melaut untuk sementara waktu.
Akibat gelombang tinggi ini juga, ratusan wisatawan yang berkunjung ke Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara terjebak di kepulauan itu, sejak sebelum tahun baru tidak dapat melayar karena tidak adanya pelayaran.
"Hingga kini, masih ada 297 wisatawan yang masih bertahan di kepulauan ini karena tidak ada pelayaran akibat gelombang tinggi," kata Camat Karimunjawa Karnanajeng.
Pelayaran yang biasa melayani rute Jepara-Karimunjawa, lanjut Karnanajeng baik itu kapal penyeberangan jenis veri maupun kapal cepat terhenti sejak 31 Desember 2018 lalu, sehingga wisatawan tidak dapat keluar untuk kembali
ke daerah masing-masing.
Satu-satunya transpotasi yang bisa dilakukan untuk dapat keluar dari Karimunjawa, uhar Karnanajemg, adalah melalui jalur udara yakni dari Bandara A Yani Srmarang-Bandara Dewandaru Karimunjawa yang menurut rencana baru hari ini Rabu (2/1), namun itupun jumlah daya angkut terbatas karena termasuk jenis pesawat kecil dan perintis.
Sementara itu, khusus untuk pelayaran kapal penumpang dan barang besar dari Tanjung Emas Semarang dengan tujuan ke beberapa daerah di Kalimantan, hingga kini jadwal pelayarannya tetap berjalan sebagaimana biasanya. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved