Headline

Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.

Penumpang Kereta Api Naik Hingga 4%

(FR/WJ/AT/N-2)
27/12/2018 22:30
Penumpang Kereta Api Naik Hingga 4%
( ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

PT Kereta Api Indonesia (persero) mengerahkan 1.400 petugasnya untuk berjaga di titik rawan, untuk memberikan jaminan dan keamanan kepada penumpang selama liburan Natal dan Tahun Baru.

“Titik rawan itu disebabkan faktor alam, seperti banjir, longsor, dan tanah ambles, serta rawan karena aktivitas masyarakat seperti di perlintasan sebidang,” kata Direktur Utama PT KAI, Edi Sukmoro di Stasiun Solo Balapan, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Kamis (27/12).

Selain mengerahkan personel jaga, PT KAI juga bekerja sama dengan TNI dan Polri dalam hal pengamanan. Apalagi­ pada liburan akhir tahun ini, jumlah peenumpang mengalami peningkatan secara nasional berkisar 4%. “Bila pada hari biasa jumlah penumpang sekitar 5 juta per hari, pada masa Natal dan Tahun Baru naik menjadi 5,3 juta orang per hari. Saat ini tingkat kepadatan sudah berkurang, tapi kami perkirakan akan naik lagi menjelang tahun baru, kata Edi.

Khusus di wilayah Daop 6, titik rawan bencana berada di lintasan Gundi sampai Kalioso, Sragen. Dari rekam jejak, angkutan kereta api sebagai transportasi publik, setiap tahun terus mengalami peningkatan. Hal itu pun diyakini akan berlanjut sampai di penghujung tahun ini. Momentum libur Natal dan Tahun Baru 2019, diperkirakan juga akan tetap mendongkrak jumlah penumpang.

Pada tahun lalu, lanjut Edi, jumlah penumpang kereta api mencapai 393 juta. Jumlah penumpang itu jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan penumpang pesawat udara yang hanya mencapai 100 juta.

Di tengah melonjaknya penumpang kereta api, PT KAI saat ini sedang membuat kereta penolong yang dikerjakan­ Balai Yasa Yogyakarta. Kereta ini akan menggantikan kereta penolong lama. “Kereta ini untuk menolong kereta yang mengalami gangguan di jalan. Kereta yang lama kecepatannya hanya 40 kilometer (km) per jam. Kalau ini bisa 80 km per jam,” terang Edi Sukmoro setelah melakukan inspeksi di Stasiun Solo Balapan menuju Balai Yasa Yogyakarta.

Kereta penolong ini juga lebih lengkap karena ada kereta medis di belakangnya. Jika kereta penolong membawa peralatan untuk menolong kereta, kereta medis membawa peralatan medis untuk menolong atau mengevakuasi  penumpang atau korban.

Pada kesempatan itu, Kepala Balai Yasa Yogyakarta, Hasim Suwondo, menambahkan bahwa kereta penolong berasal dari kereta diesel yang dimodifikasi. Jalannya lebih cepat. “Mulai pengerjaannya November awal dan bisa selesai awal Januari,” jelas Hasim. (FR/WJ/AT/N-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya