Sejumlah 16,8 ton beras organik hasil produksi petani lokal telah diekspor dari Tasikmalaya untuk memenuhi permintaan pesanan di Italia. Ini sudah kali kedua dalam setahun beras organik dikirim ke Negeri Pizza tersebut.
Ada dua varietas beras yang diekspor kali ini, yaitu Volcano dan Rainforest. Internal Control System Gapoktan Simpatik Tasikmalaya Buchori menjelaskan, perbedaan dua varietas tersebut ada pada campurannya.
"Kalau Rainforest, campuran dalam kemasannya ada beras merah, hitam, dan merah muda, sedangkan varietas Volcano isinya beras merah muda, merah, dan coklat," ujar Buchari kepada media, di Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (28/10).
Lebih lanjut, pada kesempatan yang sama, Ketua Gapoktan Simpatik Tasikmalaya Syaiful Bahri menjelaskan, budidaya padi organik sudah dimulai sejak 2000 silam, kemudian diterima oleh Pemerintah Daerah sejak 2003. "Pada 2009, ekspor pertama kali dimulai dengan negara tujuan Amerika Serikat dan volume ekspor 18 ton. Eksportirnya adalah PT Bloom Agro dari Jakarta."
"Kemudian setiap tahunnya berkembang ke Italia, Malaysia, Singapura, dan Belgia, dengan rata-rata volume ekspor 20 ton per kontainer, dan jenis varietas yang berbeda-beda," tambah Syaiful.
Selain itu, diapun menuturkan, dengan aksi ekspor kali ini berarti sudah total tujuh kali ekspor dilakukan sepanjang 2015, dengan total volume ekspor mencapai 133,5 ton beras organik.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Hasil Sembiring mengatakan, ini kesempatan bagus bagi Indonesia untuk mendukung petani padi organik lokal. "Ada 100 juta potensi pasar, dengan potensi transaksi ekonomi yang besar, dan Tasikmalaya adalah kabupaten pertama yang melakukan ekspor."
Potensi yang besar tersebut membuat Hasil menargetkan adanya 400 ha lahan padi organik baru, di 26 provinsi di Indonesia untuk 2016 mendatang. "Untuk menanam padi organik tidak bisa sembarang lahan, harus ada sertifikat internasional, dan saat ini baru ada 120 ha yang bersertifikat tersebut," tutur Hasil.
Dirk Vanhuyse, salah seorang importir beras organik tersebut, datang jauh dari Belgia hanya untuk meninjau langsung beras yang membuatnya tertarik membeli. Dirinya mengaku, berencana untuk menjadi pelanggan tetap untuk bisa berinvestasi di Eropa.
Dia mengatakan, dirinya ingin menjadi penyedia beras sehat di Belgia, dan sejak 2,5 tahun kerja sama dengan Gapoktan Simpatik Tasikmalaya terjalin, dia belum pernah kecewa.
Dirk pun mengaku, beras organik tersebut banyak peminatnya, sekali kirim biasanya tiga kontainer dan langsung dia sebarkan di toko-toko di Belgia. "Selanjutnya, tidak hanya di Belgia saja, beras ini akan kami jual juga di Jerman, Belanda, dan Perancis. Kami ingin mendukung petani Indonesia," tutupnya. (Q-1)