Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
HARGA kebutuhan pokok naik-turun menjelang Natal tahun ini. Dinamika harga tersebut menyumbang inflasi di sejumlah daerah. Bahan pokok menjadi penyumbang inflasi terbesar, selain transportasi, komunikasi, kesehatan, sandang, perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar. Termasuk rokok dan tembakau.
"Itu indeks harganya naik 0,07%. Meski demikian, ada juga yang mengalami penurunan harga, seperti tomat, daging ayam, dan ikan," jelas Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel, Yos Rusdiansyah, kemarin.
Menurut Yos, komoditas yang memberi andil terhadap inflasi di Sulsel, yakni cabai merah, wortel, kacang panjang, dan telur ayam ras.
Sementara itu, Kepala BPS NTT Maritje Pattiwaellapia menyebutkan, di wilayahnya biaya transportasi angkutan udara, pulsa telepon dan internet penyebab inflasi terbesar yakni 0,61%. "Untuk bahan makanan mengalami penurunan indeks harga antara lain daging ayam ras minus 0,10%, ikan kembung minus 0,07%, dan ikan tongkol minus 0,03%, dan apel 0,01%," tandas Maritje.
Merangkak naik
Dari pantauan di sejumlah pasar tradisional di Cirebon, Ciamis, Garut, Banjar, dan Tasikmalaya, Jawa Barat, beberapa komoditas mengalami kenaikan. Begitupun di Palangka Raya-Kalteng, Palembang-Sumsel, dan Mangggarai Barat-NTT.
Di Pasar Pagi, Kota Cirebon, harga telur ayam semula Rp20 ribu/kg, kini harganya di kisaran Rp24 ribu hingga Rp25 ribu/kg. Senada di Pasar Pancasila, Tasikmalaya. Iis Lisnawati, salah satu pedagang senior di sana mengaku, kenaikan harga ini rutin menjelang Natal setiap tahun pasti terjadi kenaikan.
"Mungkin karena perminta-annya tinggi ya, jadi harganya naik. Atau faktor lain, saya tidak tahu pasti. Biasanya nanti berubah harga (lebih tinggi dari sebelumnya)," ujar Iis.
Kenaikan juga terjadi pada cabai merah lokal. Semula Rp24 ribu/kg, menjadi Rp42 ribu, cabai kriting Rp20 ribu menjadi Rp35 ribu/kg. Daging ayam boiler naik Rp3 ribu-Rp5 ribu/kg.
Sementara itu, dari sejumlah pasar di Kota Palangka Raya, seperti Pasar Besar, Pasar Kahayan, dan Pasar Rajawali kenaikan beberapa kebutuhan pokok ini terjadi sejak tiga hari terakhir dengan harga yang bervariasi. Kisaran kenaikan serupa dengan di Pulau Jawa.
Bagi Yeyen, ibu rumah tangga yang tinggal di Jln Kerinci Palangka Raya, dirinya tidak masalah dengan kenaikan harga saat ini. Karena ada Natal dan Tahun Baru asalkan pasokannya cukup. "Namun, kami juga meminta pemerintah mengendalikannya agar harga kebutuhan pokok stabil lagi," harapnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved